Jadi Misteri, Kenapa Menguap bisa Menular dengan Mudah ke Orang Lain?

Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, kenapa menguap itu bisa menular? Pasalnya, jika kamu melihat orang lain sedang menguap, beberapa detik selanjutnya dirimu pun akan melakukan hal yang sama.
Meski tahu itu bukanlah sebuah penyakit yang berbahaya, kamu mungkin penasaran. Sebenarnya apa sih yang bikin menguap itu menular? Dilansir dari berbagai sumber, yuk, simak penjelasan dari para ahli berikut ini!
Alasan kenapa menguap itu menular lebih karena kepekaan persepsi daripada empati

Dilansir dari bigthink.com, para peneliti di Tohoku University, Jepang mengungkapkan bahwa menguap menular itu lebih karena kepekaan persepsi daripada empati.
Maksud dari kepekaan persepsi adalah kepekaan pancaindra dalam memproses sesuatu. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa itu gak ada hubungannya dengan empati atau kedekatan emosi dengan seseorang yang menguap.
Subjek penelitian yang mengatakan bahwa objek yang dia lihat sedang menguap lebih mudah untuk ikut menguap

Penelitian tersebut dilakukan dengan cara menunjukkan foto-foto orang yang menguap untuk mengetahui apakah subjek akan ikut menguap. Tersedia kamera tersembunyi untuk melacak mata para subjek.
Subjek diberi 60 foto dengan empat level intensitas menguap. Mereka diminta menilai apakah orang dalam foto tersebut menguap.
Sesuai perkiraan, subjek yang mengatakan bahwa orang dalam foto sedang menguap lebih mudah untuk ikut menguap. Hal tersebut mematahkan teori bahwa menguap itu berhubungan dengan kepekaan persepsi.
Sementara, ekspresi marah dan bahagia tidak berpengaruh terhadap alasan kenapa menguap itu menular

Selain foto menguap, subjek juga diperlihatkan dan dimintai respons terhadap masing-masing enam puluh foto dengan ekspresi marah dan bahagia.
Hasilnya, kepekaan subjek terhadap ekspresi orang dalam foto ternyata gak terkait dengan menguap yang menular.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan alasan menguap itu bisa menular dengan mudah gak berhubungan dengan empati

Dr. Chia-huei Tseng, seorang peneliti dari University of Tohoku menjelaskan pengamatan klinis terhadap orang dengan autisme dan skizofrenia yang gak menguap seperti orang biasa
Sebabnya karena mereka cenderung mengalami gangguan persepsi dalam menatap wajah dan kesulitan menilai emosi wajah orang lain. Itu sebabnya empati gak berpengaruh terhadap menguap yang menular.
Ukuran otak mungkin berpengaruh terhadap lamanya menguap

Pada 2016, Andrew Gallup dari State University of New York melakukan studi terhadap hubungan menguap terhadap ukuran otak seseorang.
Hasilnya, makhluk dengan ukuran otak lebih kecil daripada manusia, seperti gorila dan gajah punya waktu menguap yang lebih singkat. Meski begitu, misteri lebih dalam tentang menguap yang menular masih diteliti dengan lanjut.
Sumber: idntimes.com