Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Kerja paruh waktu memang bukan menjadi budaya yang digemari di Indonesia, mengingat kebanyakan anak muda di Indonesia lebih suka menghamburkan uang ketimbang mencari dan mengumpulkan uang. Namun hal tersebut sepertinya tidak berlaku di Jepang.

Walau tidak semua pemuda di Jepang gemar melakukan kerja paruh waktu, tapi tidak sedikit juga siswa SMA yang melakukan hal ini selama periode summer vacations atau libur musim panas.

Kerja paruh waktu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Baito ternyata menjanjikan upah atau gaji yang lumayan menggiurkan loh bagi kita yang memiliki kewarganegaraan Indonesia. Kalian bisa mendapatkan paling tidak 14 juta Rupiah setiap bulannya atau bahkan lebih.

Terus kok bisa dapat 14 juta? Itu darimana dan bagaimana sistem penghitungannya? di Jepang upah pekerja paruh waktu dihitung per jam yang angkanya sekitar ¥1.000 atau Rp130 ribu (dengan kurs ¥1 = Rp130). Itu belum termasuk tunjangan transportasi dan insentif lembur.

Namun ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan sebelum tergiur dengan upah setara atau bahkan melebihi posisi manager di Indonesia.

Fakta pertama kerja paruh waktu di Jepang, siap kerja sendiri

Masyarakat Jepang dikenal dengan kemandiriannya. Sikap itu juga berlaku di dunia kerja. Meskipun banyak imigran yang bekerja secara paruh waktu, bukan berarti mereka terbebas dari sikap kemandirian itu.

Jadi jangan kaget jika ada seorang kurir antar barang yang merangkap kerja sebagai pengemudi mobil sekaligus tukang angkat kotak yang berat dan besar-besar. Atau penjaga toko yang merangkap tugas sebagai kasir dan customer care.

Siap kerja tanpa pelatihan

Editorial Team

Tonton lebih seru di