Kim Jong-Un Tembak Mati Warganya, Ini Alasan dari Dirinya

Kim Jong-Un kembali membuat perhatian dunia tertuju padanya, kali ini dia menembak mati seorang warganya di perbatasan negaranya.
Korea Utara memang dikenal sebagai sebuah negara diktator yang sangat mengekang kebebasan penduduknya.
Apalagi semenjak adanya wabah pandemi Virus Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Korea Utara juga ikut terdampak.
Kim Jong-Un tembak mati warganya

Saat ini Korea Utara juga tengah menghadapi masa lockdown akibat adanya wabah pandemi Virus Covid-19.
Pemberlakuan lockdown ini tampaknya diberlakukan secara tidak main-main bagi warganya yang melanggar.
Seperti pada 28 November 2020 lalu, Pihak berwenang Korea Utara dilaporkan telah menembak mati seorang warganya dihadapan publik.
Eksekusi itu dilakukan kabarnya untuk menakuti-nakuti mereka untuk mengikuti aturan ketat terkait wabah Covid-19 yang dikeluarkan Kim Jong-un.
Eksekusi tersebut dilakukan karena pria yang diyakini berusia 50 tahun tersebut melanggar tindakan karantina darurat.
Pria yang namanya tak diketahui tersebut ditembak mati setelah menyeberangi perbatasan dengan China yang sedang ditutup.
Mata uang merosot

Setelah ditelisik rupanya orang yang ditembak mati oleh Kim Jong-Un merupakan seorang pedagang valuta asing.
Andrei Lankov, seorang ahli Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul mengatakan bahwa eksekusi menjadi peringatan kepada publik tentang bertindak melawan arahan rezim atas penggunaan mata uang asing.
Menyusul revaluasi mata uang mendadak yang dahsyat di Pyongyang pada tahun 2009, mata uang asing telah digunakan secara luas dalam perdagangan perbatasan dan transaksi pasar swasta, terutama dolar AS dan renminbi China.
Sebelumnya, peraturan tembak mati dikabarkan telah diberlakukan Korea Utara bagi semua orang yang ingin keluar dan masuk dari China.
Kim Jong-un mengkhawatirkan mereka akan membawa masuk penyakit karena virus Corona itu dari China.