Setelah ditelisik rupanya orang yang ditembak mati oleh Kim Jong-Un merupakan seorang pedagang valuta asing.
Andrei Lankov, seorang ahli Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul mengatakan bahwa eksekusi menjadi peringatan kepada publik tentang bertindak melawan arahan rezim atas penggunaan mata uang asing.
Menyusul revaluasi mata uang mendadak yang dahsyat di Pyongyang pada tahun 2009, mata uang asing telah digunakan secara luas dalam perdagangan perbatasan dan transaksi pasar swasta, terutama dolar AS dan renminbi China.
Sebelumnya, peraturan tembak mati dikabarkan telah diberlakukan Korea Utara bagi semua orang yang ingin keluar dan masuk dari China.
Kim Jong-un mengkhawatirkan mereka akan membawa masuk penyakit karena virus Corona itu dari China.