Kalau kita perhatikan lagi lirik lagu anak jaman dulu, ternyata banyak juga lho keanehannya slur. Kamu yang generasi 90’an, pasti familiar dengan lagu anak-anak seperti Balonku Ada Lima, Bintang Kecil, Naik Kereta Api dan sebagainya.
Tapi ternyata, lagu-lagu ini justru mengajarkan kesalahan, memiliki makna ambigu dan menurunkan motivasi. Nggak percaya? Ini buktinya!
Lahh, pedang kan nggak bisa jalan. Kalau jalan pun bunyinya pasti srek, srek, srek.
Lagu ini membuat anak tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya anak pakai baju dulu, tidak langsung membantu orang tua.
Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian yang mereka dapatkan adalah jalanan yang tinggi.
Wahh, kalau anak kecil sudah dewasa jangan seperti lagu ini ya. Dimana-mana, naik kereta api itu bayar. Kalau naiknya gratis gini kan jadi diatap kereta, pantas naiknya harus cepat.
Burung Kutilang itu bunyinya cuit cuit, bukan tri li li li. Hati-hati ya jangan salah, malu nanti.
Kalau anak kecil, siang malam makannya susu. Nasi itu makanan orang dewasa.
Mengancam ini namanya. Awas anak kecil jadi takut gara-gara lagu ini.
Lahh, kalau malam kan langitnya gelap. Kalau biru berarti pagi dong, nggak bisa lihat bintang.
Lah, balonnya lima atau enam? Tadi kan nggak ada balon warna hijau, terus mendadak yang meletus balon hijau. Hmm, anehh.
Jadi namanya Kartini atau Harum yaa?
Nahh, nggak sopan tuh duduknya di muka.
Kalau menanam jagung, mestinya nggak usah dalam-dalam.
Baca Juga : Bikin Merinding! Konon Lirik Lagu Hits Ini Mengandung Penyembahan ke Setan
Nahh, itulah kesalahan dalam lagu-lagu masa kecil kita. Ada lagi kesalahan dalam lagu anak yang kamu tahu?
Sumber : IDN Times