Kim Jong Un Larang Warganya Pakai Bahasa Gaul di Chat Pribadi, Kenapa?

Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea atau sering dikenal dengan negara Korea Utara, Kim Jong Un, punya larangan unik kepada rakyatnya, terutama para remaja.
Larangan tersebut terkait dengan tidak bolehnya menggunakan bahasa gaul yang berasal dari negara Korea Selatan karena dianggap menyesatkan.
Jika semakin dibiarkan, maka anak mudah akan semakin nyaman. Makanya disahkanlah peraturan itu di Korea Utara (Korut).
Larangan Kim Jong Un terhadap remaja Korea Utara

Lantas bagaimana kalo ada yang ketahuan? Mereka yang terciduk bakal dimasukan ke gulag (penjara) dengan sistem hukum seperti kerja paksa, demikian dikutip dari Daily Mail.
Dikutip dari Rimjingang (02/02), salah satu orang tua di Korut mengatakan, walau bahasa gaul terkesan tidak berbahaya namun di Korea Utara bisa mencelakakan anak-anak muda.
Semisal bahasa gaul “saranghaeyeo” yang artinya (aku mencintaimu), “ty” (thank you dalam bahasa Inggris atau terima kasih), “bye-bye” (selamat tinggal).
Beberapa kalimat di atas memang memiliki frasa dari Korea Selatan, yang artinya, budaya K-pop sangat dilarang pemerintah Korea Utara.
Remaja Korut punya banyak akal

Tapi para remaja punya cara lebih pintar untuk tidak ketahuan pihak berwajib saat terjadinya pemeriksaan, lanjut orang tua tersebut.
“Jadi mereka sangat berhati-hati dan segera menghapus pesan teks mereka secepat mungkin setelah mengirimnya,” ucapnya.
Sebuah dokumen rahasia

Lebih lanjut laman Rimjingang yang merupakan bagian dari website media Asia Press, berhasil mendapatkan tiga halaman dokumen dengan tanda “sangat rahasia”.
Di dalam dokumen tersebut, terdapat penjelasan lengkap tentang peraturan larangan bahasa gaul yang dibuat oleh pemerintah Korea Utara.
Bahkan Kim Jong Un mengatakan seperti ini di dalam dokumen: “Kita harus menghapus kata-kata boneka dan gaya boneka Korea Selatan dari masyarakat kita.”
“Sejak dulu, saya telah berulang kali memperingatkan tentang fenomena pria dan wanita muda yang bukan saudara sedarah menggunakan bahasa boneka.”
“Seperti “oppa” dan “dong-saeng” ini adalah contoh khas dari bahasa boneka yang menyimpang dan tersebar luas di masyarakat.”
Sumber: Daily Mail dan Asia Press.