Dalam legenda Jepang, Baku adalah roh pemakan mimpi yang biasanya digambarkan sebagai tapir. Dilansir dari laman Ancient Origins, legenda Baku sebenarnya berasal dari Cina, tetapi kemudian dibawa ke Jepang pada abad ke-14. Dari sana, deskripsi roh ini berubah seiring berjalannya waktu.
Pada abad ke-17, bentuk fisik Baku versi Cina berubah menjadi lebih mirip dengan chimera — ia memiliki kaki harimau, kepala gajah, dan mata seekor badak. Namanya pun berubah menjadi Mo. Ada sebuah kepercayaan jika kalian ingin dilindungi oleh Mo, maka kalian harus menggambar sketsa binatang buas sebelum tidur.
Seperti halnya Cina, Jepang juga memiliki legenda tentang chimera. Ada Nue, sesosok chimera dari cerita rakyat Jepang yang biasa menjadi pertanda penyakit dan nasib buruk. Nue digambarkan memiliki cakar harimau, wajah monyet, dan tubuh tanuki (rakun), sedangkan ekornya adalah ular panjang yang berbisa.
Nue adalah salah satu dari beberapa makhluk tertua dalam legenda Jepang yang muncul dalam The Tale of the Heike, kisah perang pada abad ke-12 yang menceritakan dua klan yang saling berperang. Dalam cerita tersebut, diceritakan kalau Nue mengambil bentuk awan hitam dan mengunjungi Kaisar Jepang.
Setelah dikunjungi Nue, sang kaisar langsung jatuh sakit, dan akan mengalami mimpi buruk setiap kali ia menutup matanya. Sakitnya pun semakin parah, sampai seorang samurai menembakkan panah ke arah awan hitam di dekat kastil dan membunuh Nue.
Sampai hari ini, ada sebuah gundukan di pesisir pantai Laut Jepang yang dikatakan sebagai makam Nue dari cerita tersebut.