Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Media Formasi dikenal sebagai situs berita pop culture dan teknologi. Belakangan ini, nama Media Formasi dibincangkan karena mereka memposting lowongan pekerjaan yang diduga dan dianggap “predatory” oleh netizen.

Lowongan tersebut diposkan pada situs media sosial profesional LinkedIn. Lowongan tersebut ditujukan untuk posisi kontributor artikel.

Lowongan kontributor ini mencantumkan beberapa kriteria yang kelihatan tipikal dalam sebuah lowongan pekerjaan.

Misalnya pendidikan terakhir, kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dasar-dasar jurnalisme, dan lain sebagainya. Pelamar juga harus bisa bekerja di jam fleksibel dan memenuhi kuota 4 artikel per minggu.

Namun, beberapa pelamar mengamati ada satu poin, yaitu kriteria mampu bekerja secara sukarela. “Untuk sementara waktu, kami belum bisa memberikan upah saat ini,” tulis lowongan tersebut.

Sontak hal ini membuat para pelamar menilai hak mereka tak bisa dipenuhi tapi dituntut untuk menyelesaikan kewajiban kuota artikel.

Klarifikasi founder Media Formasi soal lowongan kontributor

linkedin.com/company/mediaformasi

Setelah mendapatkan respon negatif dari banyak pihak, lowongan tersebut akhirnya dihapus dari akun LinkedIn Media Formasi. Tak lama berselang, founder Media Formasi Muhammad Ferdiansyah memberikan klarifikasinya terhadap hal tersebut di akun Facebook pribadinya.

Ferdiansyah secara tegas menolak anggapan bahwa Media Formasi melakukan praktik kerja rodi dan menjebak calon pelamar.

“Pertama, saya membuat postingan lamaran pekerjaan tersebut ditujukan untuk pelamar yang masih belum memiliki pengalaman kerja, dan diutamakan dari kalangan siswa dan mahasiswa,” jelas Ferdiansyah.

facebook.com/masfertology

Ia juga menambahkan bahwa Media Formasi adalah media non-profit berbasis komunitas yang bertujuan memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir penulisan dari nol.

Ferdiansyah melanjutkan bahwa kontributor diberikan jam fleksibel agar bisa menulis di waktu yang mereka sanggupi.

“Banyak staff di Media Formasi yang masih berkontribusi sambil kuliah atau bahkan bekerja di tempat lain (begitupun saya) dan banyak pula yang tidak aktif karena kesibukan mereka. Saya memaklumi dan tidak memaksa mereka, inilah yang saya maksud dengan fleksibel,” sambungnya.

“Saya paham apabila banyak yang menganggap postingan open recruitment di LinkedIn itu ditujukan untuk orang yang benar-benar mencari penghasilan, dan untuk hal ini kesalahan berada di sisi saya,” tambah Ferdiansyah.

Saat artikel ini ditulis, permintaan maaf Ferdiansyah di akun pribadinya itu telah di-share 66 kali.

Para netizen masih mengkritisi permintaan maaf Ferdiansyah, seperti klaim sebagai media non-profit, poin soal kuota artikel yang tidak dibahas, hingga indikasi pelanggaran UU Tenaga Kerja karena lowongan sebelumnya memenuhi unsur hubungan kerja.

Editorial Team