Waduh, Gak Hanya Bumi, Kini Giliran Matahari Ikutan Lockdown! Kok Gitu?

Jagat sosial media dihebohkan dengan fenomena matahari lockdown. Fenomena ini terbilang cukup menyeramkan jika memang benar-benar terjadi.
Kata lockdown biasanya mengacu kepada isolasi mandiri yang belakangan ini sedang nge-trend akibat wabah pandemi Virus Corona.
Setiap orang saat ini melakukan aktivitas lockdown sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Namun, belakangan tidak hanya para manusia saja yang melakukan aktivitas lockdown ini, ternyata matahari juga ikut melakukan lockdown.
Matahari lockdown artinya

Matahari lockdown diartikan sebagai aktivitas permukaan pusat Tata Surya yang saat ini berada pada periode minimumnya, sehingga ilmuwan khawatir Bumi akan mengalami penurunan suhu yang drastis.
Matahari mengalami lockdown ketika Sunspot (bintik matahari) terus berkurang. Berdasarkan pemantauan para ahli sekara tata surya kita memasuki periode ‘minimum matahari’ yang berarti aktivitas di permukaan matahari telah turun secara drastis.
Tata surya akan mengalami resesi sinar matahari. Seperti dilansir kompas.com Terkait dengan kondisi lockdown matahari ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan penjelasannya.
“Fase lockdown itu istilah yag salah kaprah ya, (yang betul) fase minimum iya,” ujar Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging.
Kembali ke jaman es?

Para ilmuwan NASA khawatir ini akan mengulangi periode Dalton Minimum, yang terjadi pada 1790 dan 1830.
Ketika itu bumi mengalami periode dingin yang brutal, kehilangan panen, kelaparan dan letusan gunung berapi yang kuat.
Saat itu jumlah bintik Matahari sangat sedikit sekali selama lebih dari setengah abad. Dampaknya saat itu adalah terjadinya peristiwa yang disebut sebagai Zaman Es Kecil (Little ice age).
Tidak perlu khawatir

Walaupun pada periode 1790 sampai dengan 1830 terjadi berbagai bencana, namuan sebenarnya aktivitas ini terbilang teratur.
Menurut Mather Owens, seorang profesor fisika luar angkasa di Universitas Reading mengungkapkan, sejarah tidak akan terulang kembali.
“Meskipun solar minimum yang terjadi ‘cukup parah,’ janganlah kita khawatir akan kembali memasuki zaman es mini,” katanya.
Owens kembali meyakinkan bahwa solar minimum terjadi setiap 11 tahun, jadi ini adalah kejadian yang cukup teratur.
Dia mencatat solar minimum terakhir adalah pada 2009-2010, yang seharusnya menjadi yang terdalam selama 100 tahun, tetapi untungnya bagi kita, kita tidak akan dibuat mati di karenanya.
Bagaimana menurutmu soal matahari lockdown ini? Sudah siap untuk menghadapi musim dingin?