Diskusi sesi pertama menghadirkan Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Keuangan RI, dan Mari Elka Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Keduanya membahas langkah-langkah strategis untuk menavigasi ekonomi global di tengah ketidakpastian, dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi sebagai kunci utama.
Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times, dan Bintang Emon, Komika, berdiskusi tentang bagaimana dapat terus berkreativitas dalam membuat sebuah konten untuk menyampaikan aspirasi.
“Kalau di-compare dengan stand up luar negeri, bisa enak gitu mengkritik, ya memang budayanya beda,” ungkap Bintang Emon.
“Di sini bahkan budayanya menjadi dasar untuk bikin beberapa peraturan, seperti pencemaran nama baik, UU ITE, dan lain-lain. Itu tentu jadi batasan sendiri untuk stand up-stand up di Indonesia,” lanjutnya.
Diskusi inspiratif selanjutnya menghadirkan Rosan P. Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM RI, Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia Tbk, dan Roderick Purwana, Managing Partner at East Ventures.
Mereka berdiskusi tentang bagaimana investasi berkelanjutan bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan tangguh di tahun 2025.
“Learning process harus berjalan selama kita hidup. Dengan begitu kalian bisa mempunyai kemampuan yang sangat baik, sangat pas, dan sangat maju sehingga bisa berkontribusi secara positif dalam pengembangan dan kemajuan negara kita,” ungkap Rosan P. Roeslani.
Pada sesi selanjutnya, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, berdiskusi dengan Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dan Shieny Aprilia, CEO Agate.
Mereka membahas peluang besar di sektor digital dan kreatif, serta bagaimana anak muda dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi baru.
Nezar Patria juga mengungkapkan bahwa pengangkatan Raline Shah sebagai Staf Khusus Menteri Komdigi adalah salah satu upaya untuk menyentuh seluruh masyarakat di Indonesia.
Diskusi di hari pertama diakhiri dengan sesi “Kemandirian Pangan Bukan Sebatas Angan” bersama Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, dan Ipuk Fiestianda Azwar Anas, Bupati Banyuwangi.
Dalam sesi ini, para narasumber menjelaskan pentingnya mendukung sektor pangan melalui inovasi digital dan kreativitas.
“Ketahanan pangan atau kebutuhan pangan ini adalah sepanjang hayat. Selama masih ada manusia pasti pangan itu sangat dibutuhkan dan itu butuh regenerasi,” papar Ipuk.
“Butuh dukungan anak-anak muda, baik itu dari inovasi, teknologi, digitalisasi, bahkan juga dari pemasarannya,” tambahnya.