Riot Perluas Dunia dengan Hadirkan League of Legends Trading Card Game

Riot Games mengumumkan kabar mengejutkan bagi para penggemar League of Legends. Kali ini, mereka memperkenalkan sesuatu yang berbeda: sebuah trading card game (TCG) fisik bernama Project K.
Dengan latar dunia Runeterra yang kaya, Project K membawa para pemain ke pengalaman baru yang jauh dari layar komputer dan mobile.
Project K dirancang sebagaitrading card game fisik yang menawarkan pengalaman bermain secara langsung. Riot Games mengumumkan bahwa game ini akan dirilis pertama kali di Tiongkok pada awal tahun 2025.
Namun, untuk para pemain di luar Tiongkok, Riot masih mencari mitra penerbitan yang tepat agar game ini bisa hadir di pasar global. Walaupun belum ada tanggal rilis pasti untuk pasar internasional, antusiasme penggemar League sudah terlihat jelas.

Salah satu daya tarik utama Project K adalah sistem permainannya yang fleksibel. Selain dapat dimainkan dalam format 1v1 tradisional seperti TCG pada umumnya, game ini juga menawarkan mode permainan tim 2v2 serta free-for-all hingga empat pemain. Format 2v2 menjadi sorotan karena memberikan pengalaman bermain yang lebih seru dan sosial, mirip dengan dinamika permainan tim di League of Legends.
Game ini menggunakan sistem mana berbasis Runes, di mana pemain mendapatkan dua Runes setiap giliran untuk memainkan kartu unit dan spell.
Riot juga memperkenalkan mekanik unik bernama Battlefields. Sistem ini menggantikan mekanik kesehatan pemain yang biasanya ada di TCG lain. Sebagai gantinya, pemain harus menguasai area tertentu untuk memenangkan poin.
Sistem ini dirancang agar lebih terasa seperti elemen gameplay di League of Legends, seperti saat pemain mengambil alih jalur atau area dalam permainan MOBA.

Setiap dek dalam League of Legends trading card game ini berfokus pada seorang champion dari League of Legends. Misalnya, Darius dan Viktor dirancang untuk membangun pasukan, sementara Volibear memiliki kemampuan bertahan yang sesuai dengan karakteristiknya di MOBA.
Riot memastikan bahwa kartu-kartu ini tidak hanya sekadar mencerminkan kemampuan mereka di League, tetapi juga membawa tema dan cerita mereka ke dalam konteks permainan kartu.
Proses pengembangan Project K berlangsung cukup cepat. Setelah konsepnya muncul di awal tahun lalu, tim pengembang yang dipimpin oleh Dave Guskin dan Chengran Chai segera membuat prototipe game ini. Bahkan, dalam sesi uji coba internal pertama, sekitar 150 hingga 200 karyawan Riot langsung antusias untuk mencobanya.
Pengumuman Project K menjadi salah satu dari banyak upaya Riot untuk memperluas dunia Runeterra. Sebelumnya, Riot telah meluncurkan spin-off seperti Teamfight Tactics dan Wild Rift, serta serial Netflix berjudul Arcane yang berhasil mencuri perhatian banyak orang.
Meski ada beberapa proyek yang kurang sukses, seperti Legends of Runeterra, Riot tampaknya belajar dari pengalaman untuk menciptakan game yang lebih inovatif dan menarik.
Dengan Project K, Riot menunjukkan ambisinya untuk menghadirkan pengalaman yang lebih sosial dan imersif bagi para pemainnya. Game ini tidak hanya dirancang untuk penggemar League, tetapi juga untuk para pemain baru yang ingin merasakan keajaiban dunia Runeterra dengan cara yang berbeda.
Walau masih harus menunggu hingga 2025, hype yang dibangun Riot sepertinya sudah cukup untuk membuat kita semua penasaran. Apakah kamu siap mencoba permainan ini?