Termasuk di Indonesia, Ini 5 Ritual Pacaran Paling Aneh di Dunia

Berpacaran merupakan proses bagi pasangan untuk saling mengenal lebih dekat antara satu sama lain. Dalam beberapa kebudayaan, ada ritual pacaran yang dilakukan demi bisa mendapatkan pasangan.

Ritual-ritual tersebut terbilang unik dan tidak biasa karena dilakukan dengan cara yang aneh dan tak biasa. Seperti 5 ritual pacaran dibawah ini yang ada dibeberapa tempat.

Bomena

Di Bhutan, ada tradisi aneh menyelinap ke kamar seorang perempuan di tengah malam. Tradisi ini telah mendarah daging dalam budaya mereka untuk memperpanjang waktu pacaran yang dikenal dengan ‘malam berburu’.

Secara resmi namanya dikenal sebagai ‘bomena’, pria yang menyelinap tersebut harus menikahi gadis itu atau bekerja pada keluarga perempuan jika ia tertangkap.

Ritual bersiul

Laki-laki biasanya selalu bersiul apabila ada perempuan yang menarik dihadapannya, perilaku ini termasuk perilaku yang buruk.

Namun tradisi ini oleh  suku Kickapoo Meksiko telah dilakukan selama beberapa dekade untuk berbisik dan berkomunikasi dengan pasangan mereka.

Bersiul biasanya dilakukan oleh warga desa selama senja. Cara ini dilakukan untuk merencanakan pertemuan di malam hari.

Untuk mencegah kekeliruan, pasangan memiliki nada unik yang dibuat oleh setiap pasangan agar mereka dapat dengan mudah mengenali nada tersebut.

Usabah Sembah

Orang-orang dari desa Tenganan Bali, Indonesia, telah menjadi pejuang cinta dengan membuat takik untuk ritual Usaba Sambah Festival.

Acara ini diadakan setiap bulan Mei dan dikhususkan untuk semua laki-laki di desa yang belum menikah untuk mendapat kesempatan agar menarik perhatian para wanita.

Para laki-laki bertarung dalam sebuah arena, yang dipersenjatai dengan daun berduri dari tanaman pandan, serta dengan perisai bambu untuk melindungi mereka.

Sementara itu, para perempuan yang belum menikah semangat untuk menonton aksi tersebut untuk mendapat perhatian laki-laki.

Garewol

Dalam suku Afrika Wodaabe, seorang laki-laki wajib berpakaian dan memakai make up untuk menarik perhatian perempuan. Dalam suku ini ada festival tahunan untuk mencari pacar yang disebut dengan ‘Gerewol’.

Perayaan atau festival ini diadakan selama seminggu, para laki-laki bedandan dan dimasukkan ke dalam kompetisi menari yang disebut ‘Yaake’.

Dalam festival ini, juri yang menilai biasanya terdiri dari tiga wanita mereka memilih pemengang bedasarkan keterampilan menari.

Meal Sisters

Dalam festival Meal Sisters yang diadakan setiap bulan April, perempuan di daerah tersebut menggunakan pakaian dengan hiasan ketan dalam empat warna yang berbeda.

Mereka kemudian memberikan beras yang digulung dalam saputangan untuk seorang laki-laki yang tertarik kepada mereka.

Jika laki-laki ingin mengetahui apakah ia telah menyukai seorang perempuan, maka ia harus membuka sapu tangan dan menyaring berasnya.

Kalau sang laki-laki menemukan dua sumpit merah maka kabar baik, ini berarti perempuan itu menyukainya juga. Jika hanya satu sumpit maka perempuan itu telah menolaknya dengan sopan.

Jika sang pria mendapatkan bawang putih atau cabai, berarti sang wanita tidak tertarik dan menolak berpasangan dengan pria tersebut.