Ngeri! 5 Ritual dengan Tumbal Manusia Terseram yang Ada di Dunia

Beberapa orang masih meyakini adanya ritual tumbal yang bisa mengabulkan semua keinginan mereka. Namun syaratnya dengan mengorbankan nyawa seseorang.
Di beberapa tempat, hal-hal mistis seperti ini sebenarnya masih dilakukan sejak dulu hingga saat ini. Namun kasusnya tidak sejelas dahulu.
Lebih sadisnya lagi, orang-orang yang percaya dengan tumbal manusia tega memotong-motong tubuh korban untuk dijadikan persembahan. Padahal, tidak ada penjelasan ilmiah apakah tumbal ini benar-benar terbukti mengabulkan permintaan.
Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa ritual tumbal manusia yang pernah dilakukan, bahkan di Indonesia:
Tumbal anak untuk datangkan hujan oleh Suku Aztec

Di jantung ibukota Aztec, Tenochtitlan, ada kuil kembar dan di salah satu puncak yang diabdikan kepada Tlaloc, dilangsungkan ritual Aztec paling mengerikan dan menyedihkan.
Tlaloc adalah dewa hujan dan petir yang haus anak-anak. Dalam masa akhir musim dingin di bulan Atlcahualo, bangsa Aztecs membawa anak-anak mereka ke kuil Tlaloc dan memaksa mereka memanjat tangga.
Anak-anak itu bukan sukarelawan dan mereka menangis tersedu-sedu sambil mendaki. Jika anak-anak itu menangis, bangsa Aztec percaya bahwa Tlaloc akan memberkahi mereka dengan hujan. Jadi, kalau tidak menangis, orangtua akan memaksa anak-anak itu menangis.
Setelah semua itu, anak-anak dibawa ke dalam gua di luar kota. Mereka dibaringkan menurut bentuk lingkaran di bawah suatu langit-langit terbuka.
Di sana, di bawah udara terbuka, air hujan yang turun karena tumbal anak-anak membasahi jasad-jasad mereka.
Pengorbanan para albino

Manusia albino atau kelainan pigmen kulit terjadi pada 200 ribu orang Tanzania. Mereka disebut Muzungu atau dalam bahasa sehari-hari yakni Swahili berarti orang putih atau Zeru Zeru berarti hantu.
Fenomena aneh albino bukan hanya terjadi di Tanzania namun juga sebagian besar Afrika. Mereka yang menderita kelainan kulit ini diburu dan dibunuh atas suruhan dari dukun.
Alasannya bermacam-macam. Ada yang percaya membunuh mereka bakal menangkal kesialan, bisa digunakan bagi pengobatan, maupun diyakini bisa menghilang.
Mengambil salah satu bagian tubuh mereka saat si albino masih hidup juga diyakini memberikan kesaktian. Kadang tubuh para albino ini diperjual belikan. Harganya mencapai USD 75.000 atau setara 996 juta rupiah di pasar gelap.
Tumbal bocah India untuk dapat anak laki-laki

Pada 2003 pasangan asal Provinsi Uttar Pradesh, India bernama Madan dan Murti Simaru hampir putus asa lantaran tidak memiliki anak lelaki.
Mereka lalu meminta petunjuk orang sakti. Guru itu malah mengarahkan mereka menculik anak lelaki dan menenggelamkannya di sungai.
Madan dan Murti akhirnya menculik Monu Kumar usia enam tahun, tetangganya. Mereka memutilasi Kumar dan menyelesaikan upacara dengan mandi darah Kumar.
Kasus tumbal manusia di India pada 2011 tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Bocah tujuh tahun bernama Lalila Tati dibunuh oleh suami istri bernama Ignesh Kujur dan Padam Sukku berprofesi sebagai petani.
Mereka membunuh Tati dan mengambil hatinya sebagai tumbal agar ladangnya subur dan menuai hasil banyak. Mereka yakin jika korban manusia berumur di bawah 12 tahun tanaman akan berkembang ranum.
Tumbalkan pekerja demi memerahkan batu bata di Bangladesh

Pada 2010 seorang produsen batu bata di Bangladesh merasa galau lantaran batu bata buatannya tidak berwarna kemerahan.
Berapa kali pun dicoba hasilnya tetap tidak memuaskan. Dia memutuskan mencari dukun pintar demi mendapat jawaban kenapa produksi batu batanya tidak bagus.
Dukun itu menyarankan si produsen batu bata untuk mengorbankan nyawa seseorang. Akhirnya dia menyuruh empat pekerjanya membunuh teman mereka.
Korban berusia 26 tahun dipenggal dan darahnya dicipratkan ke batu bata demi membuatnya merah. Kepala korban dipanggang dalam oven.
Aksi itu diketahui polisi dan langsung meringkus empat tersangka sekaligus pemilik perusahaan batu bata, dan dukun pintar. Mereka dijatuhi hukuman sebab merencanakan pembunuhan.
Tumbal bocah lelaki untuk menghentikan gempa di Chile

Ritual tumbal manusia yang terakhir adalah seorang bocah berusia 5-6 tahun terpaksa dikorbankan untuk menghentikan gempa oleh sekelompok suku di negara Chile.
Suku yang berjulukan suku Indian Mapuche tersebut mengambil dan melarung jantung seorang bocah untuk dijadikan persembahan kepada Tuhan dengan harapan tindakan tersebut dapat menenangkan laut dan bumi. Namun, harapan tersebut tidak terjadi.
Orang tua dari sang bocah yang kemudian diketahui bernama Jose Luis Painecur tersebut pun dihukum karena dianggap lalai telah membiarkan kejahatan itu terjadi.