Inilah 6 Spesies Burung dengan Sistem Pertahanan Diri yang Unik

Sebagian besar dari ribuan spesies burung memiliki sistem pertahanan diri dengan cara terbang untuk menghindari bahaya.
Tapi tahukah kamu jika beberapa spesies burung punya cara pertahanan diri yang unik dan menakjubkan disamping kemampuan terbangnya ?
Seperti burung yang bisa mendesis atau burung yang mampu melakukan kamuflase secanggih bunglon. Ini dia 5 daftar spesies burung dengan sistem pertahanan diri terbaik mereka.
Burung Hantu Putih Afrika

Burung hantu kecil ini punya metode pertahanan yang luar biasa, jika didekati oleh musuh berukuran kecil burung ini akan mendesis untuk membuat dirinya terlihat lebih besar dan ganas.
Tapi ketika berhadapan dengan musuh yang lebih besar dan lebih kuat, burung hantu ini akan meratakan bulu dan menyipitkan mata sehingga matanya hampir tidak terlihat oleh predator.
Metode ini akan dilakukan sambil bergerak jauh dari bahaya dan akhirnya bisa terbang ketika kesempatan datang.
Potoo

Sering ditemukan di Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, burung ini adalah pemangsa nokturnal yang aneh juga dikenal sebagai “Ghost Bird”, karena kamuflase luar biasa mereka.
Potoo memakan serangga, hewan terbang kecil seperti kelelawar dan burung kecil. Di siang hari potoo bertengger di pohon dan tetap benar-benar bergerak dan meniru tunggul pohon mati atau seperti tunggul yang patah.
Bulunya menyerupai kulit kayu dan kelopak mata memiliki celah yang memungkinkannya untuk melihat bahkan ketika mata tertutup.
Potoo biasanya akan tetap bergerak bahkan ketika didekati oleh hewan lain (atau manusia) dan mereka hanya terbang ketika mereka merasa bahwa penyamaran mereka telah diketahui.
Kamuflase ini begitu baik terutama saat malam hari membuat burung ini memiliki sistem pertahanan yang hampir sempurna.
Hoatzin

Hoatzin biasanya membangun sarang mereka di cabang-cabang pohon yang menggantung di atas air. Ketika terganggu atau terancam oleh pemangsa, maka anak Hoatzin melompat ke dalam air untuk melarikan diri.
Mereka adalah perenang dan penyelam yang sangat baik dan ketika bahaya telah berlalu, mereka dapat memanjat pohon dan kembali ke sarang. Untuk melakukan hal ini, anak Hoatzin memiliki 2 cakar pada masing-masing sayapnya.
Hooded Pitohui

Pertahanan mereka terhadap pemangsa walau sederhana tapi menakjubkan adalah mereka beracun.
Pitohui memakan beberapa jenis kumbang yang mengandung neurotoxin kuat dan mengandung alkaloid yang dikenal sebagai batrachotoxin (racun yang juga ditemukan pada kulit dari racun katak panah Amerika Selatan).
Dengan makan kumbang, burung-burung menjadi beracun, toksin mereka terdapat pada bulu mereka sendiri dan kulit.
Menyentuh Hooded Pitohuis dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, kulit terbakar dan bersin, sedangkan memakan mereka mungkin akan jauh lebih berbahaya.
Hoopoe

Hoopoes memiliki kelenjar khusus di dekat anus, yang menghasilkan zat berbau busuk. Burung itu menggosok zat ini pada bulu-bulunya, yang akan meliputi seluruh tubuh dengan bau yang mirip dengan daging busuk.
Tidak banyak predator tertarik untuk memakan burung yang berbau busuk. Zat ini memiliki 2 fungsi, ia bertindak sebagai pembasmi parasit dan sebagai agen antibakteri dan melindungi burung dari berbagai penyakit.
Sedangkan Hoopoe kecil ketika terancam akan menyemprotkan kotorannya tepat ke wajah predator yang memangsanya untuk mengusir binatang yang ingin memangsa mereka.
Fulmar

Fulmar adalah termasuk jenis burung laut. Burung ini dikenal karena bau busuk mereka, tidak hanya bau busuk tubuhnya, bahkan telur mereka juga berbau.
Kulit telur Fulmar yang bertempat di salah satu museum koleksi masih mengeluarkan bau setelah 100 tahun tahun disimpan.
Tidak dapat terbang atau melarikan diri dari bahaya, anak fulmar mengembangkan mekanisme pertahanan yang menakjubkan.
Ketika terancam, mereka memuntahkan semacam cairan minyak berwarna jingga cerah yang tidak hanya berbau buruk, tetapi juga menempel bulu pemangsa.
Minyak ini membuat bulu burung pemangsa menjadi kusut, sehingga kehilangan sifat isolasi mereka dan tenggelam jika terendam air. Hal ini membuat anak fulmar berbahaya bagi predator.
Fulmar memiliki bulu yang “kebal” untuk minyak, ini sangat penting karena anak fulmar tidak hanya meludahi predator, tapi pada setiap binatang yang mendekati.
Termasuk induk mereka sendiri, mereka hanya mulai mengenali induk mereka ketika berusia sekitar 3 minggu.