Siapa sih manusia di era digital ini yang tidak punya sosial media? Tapi tahu gak, kalau sosial media juga menyimpan bahaya berupa gangguan mental?Sosial media yang kini sudah dipakai olehe berbagai generasi dari muda hingga tua ini ternyata bisa sangat mengancam kesehatan kamu. Bahaya sosial media salah satunya adalah gangguan mental. Ada banyak gangguan mental yang diakubatkan sosial media.Salah satunya adalah FOMO! Kamu-kamu millenials, pasti sudah punya gangguan mental akibat sosmed jenis ini deh!Studi dari<em> Journal of Social and Clinical Psychology</em> menunjukkan adanya keterkaitan antara media sosial dengan depresi dan kesendirian. Orang yang mengalami depresi akan merasakan kesedihan yang dalam dan tidak sebentar.Depresi dapat muncul karena seseorang secara konstan membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Ini akan membuat orang tidak puas dengan hidupnya dan merasa gagal.<em>Fear of Missing Out</em> (FOMO) adalah kondisi di mana seseorang takut merasa tertinggal dari keramaian, dalam hal ini informasi yang ada di media sosial. FOMO membuat seseorang kecanduan mengakses Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dan lainnya.Penderita FOMO akan merasa cemas jika mereka tidak terhubung dengan media sosial walaupun hanya beberapa menit. Sayangnya kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa perilaku tersebut bukanlah hal yang wajar.Pernahkah kamu merasa ditinggalkan oleh teman saat melihat post Instagram mereka yang sedang hang out tanpamu? Ini adalah salah satu tanda dari <em>Borderline Personality Disorder</em> (BPD). Gangguan ini biasa dialami oleh para dewasa muda.BPD adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang cemas dan merasa disisihkan oleh orang-orang di sekitarnya. Pada awalnya penderita BPD akan merasa kesal dan sedih. Namun jika dibiarkan berlarut-larut, ini akan mengganggu hubungannya dengan orang lain.Orang yang mengalami <em>social media anxiety disorder</em> menunjukkan perilaku yang mirip dengan orang kecanduan media sosial. Mereka tidak bisa lepas dari handphone untuk mengecek akunnya.Mereka juga terobsesi pada jumlah followers, likes, dan komentar di post mereka. Jika jumlahnya tidak sesuai dengan apa yang diekspektasikan, mereka akan merasa cemas dan gelisah.“Wah body goals banget!” komentar tersebut sering terlihat di akun media sosial public figure yang memiliki tubuh hampir sempurna. Followers mereka pun terinspirasi untuk mengikuti tips diet dan pola makannya.Namun tidak semua orang bisa menyikapinya dengan positif. Sebagian malah semakin merasa insecure dan tidak pede dengan penampilan tubuhnya. Mereka termasuk orang-orang dengan <em>Body Dysmorphic Disorder</em> (BDD).Media sosial memang tempat yang cocok untuk mencari ketenaran. Tidak jarang orang biasa yang tiba-tiba menjadi terkenal di media sosial akibat prestasi, tingkah lucu, bakat, dan lain-lain. Namun tidak dengan pengidap <em>munchausen syndrome.</em>Mereka menggunakan cara yang tidak benar, yaitu dengan memalsukan kisah hidupnya. Biasanya orang dengan munchausen syndrome suka mengumbar cerita sedih hingga memalsukan penyakit. Semua dilakukan untuk mendapatkan perhatian orang lain.Dilansir dari <em>Medical Xpress</em> sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan, termasuk mengunggah selfie dan foto diri, memiliki kaitan dengan narsisme.Ini lebih banyak ditunjukkan oleh pengguna media sosial yang menonjolkan aspek visual seperti Instagram, Facebook, dan Snapchat.Dikutip dari sumber yang sama, Profesor Roberto Truzoli dari Milan University mengatakan bahwa penggunaan elemen visual dari media sosial bisa meningkatkan risiko narsisme.<p style="text-align: center;"><strong>Baca Juga : <a href="https://ggwp.id/media/2020/01/18/tips-main-codm" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Mau Jadi Pro Player CODM? Ini Dia 5 Basic Skill yang WAJIB Kamu Kuasai</a></strong></p>Walaupun begitu, kita tidak bisa serta merta menyalahkan platform media sosial. Sebab mereka diciptakan untuk tujuan yang baik dan untuk memudahkan komunikasi manusia.Ini saatnya untuk introspeksi diri, apakah kita sudah menggunakan platform tersebut dengan cerdas atau belum.Sumber : <a href="https://www.idntimes.com/science/experiment/izza-namira-1/gangguan-mental-akibat-media-sosial/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">IDN Times</a>