5 Suku Paling Misterius di Indonesia, Ada yang Lakukan Tradisi Kanibal

Indonesia memang terkenal banget dengan keragamannya. Apalagi, Indonesia memiliki suku yang sangat banyak di dalamnya. Namun nyatanya, masih ada suku misterius yang enggak diketahui keberadaannya di Indonesia loh.
Berikut adalah lima suku primitif di Indonesia yang dikira sudah punah.
Suku misterius pertama bernama Mante yang berada di Aceh, Indonesia

Arkeolog Universitas Syah Kuala, DR Husaini Ibrahim, M.A menceritakan asal muasal Suku Mante di Aceh.
Berdasarkan literasi sejarah, Suku Mante termasuk suku bangsa melayu kuno yang diperkirakan datang ke Aceh sejak 3 ribu tahun sebelum Masehi. Berdasarkan pernyataan Husaini, suku ini berasal dari Campha, Kamboja.
Sejak dulu, diketahui Suku Mante suka menyendiri di hutan. Awalnya, Suku Mante mendiami hutan di kawasan Aceh Besar daerah Jantho. Kemudian menyebar ke sejumlah hutan di Aceh seperti Tangse, Geumpang, Pidie dan Aceh Tengah.
Setelah masuknya Islam pada abad ke-3, sebagian Suku Mante ada yang memeluk agama Islam. Sebagiannya lagi menolak, memilih melarikan diri dan mengasingkan diri ke dalam hutan.
Hal inilah yang membuat Suku Mante, pada saat ini dianggap sudah punah, karena sulit ditemukan keberadaannya.
Suku Kubu (Anak Dalam) di Jambi

Suku Kubu atau yang biasa disebut Suku Anak Dalam adalah satu suku minoritas yang hidup di wilayah Propinsi Jambi dan Sumatra Selatan.
Menurut tradisi lisan, Suku Kubu merupakan orang Maalau Sesat yang lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian disebut Moyang Segayo.
Tradisi lain menyebutkan, mereka berasal dari Paguruyuang, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat dengan kenyataan, adat Suku Anak Dalam memiliki kesamaan bahasa dengan Suku Mingkabau.
Suku Anak Dalam hidup secara nomaden yaitu berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya. Mereka berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuan makanan.
Berikutnya, suku misterius Polahi di Gorontalo, Indonesia

‘Polahi’ yang artinya pelarian, merupakan sebutan orang Gorontalo untuk suku terasing yang hidup di pedalaman hutan Baliyohuto, Provinsi Gorontalo.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, sejatinya Suku Polahi merupakan warga Gorontalo yang pada waktu penjajahan Belanda dulu melarikan diri ke hutan. Pemimpin mereka waktu itu tidak mau dijajah oleh Belanda.
Setelah Indonesia merdeka turunan polahi masih tinggal di hutan. Sikap anti penjajah tersebut terbawa terus secara turun temurun, sehingga orang lain dari luar Suku Polahi dianggap penindas dan penjajah.
Keterasingan mereka di hutan membuat Suku Polahi tidak terjangkau dengan etik sosial, pendidikan dan agama. Keturunan Suku Polahi menjadi warga yang sangat termarginalkan dan tidak mengenal tata sosial pada umumnya.
Kebiasaan primitif yang hingga kini masih dipertahankan oleh Suku Polahi adalah kawin dengan sesama saudara. Bagi mereka kawin dengan sesama saudara kandung adalah cara mempertahankan keturunan Suku Polahi.
Lalu, Suku Korowai di Papua

Suku Korowai adalah suku yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman Papua, Indonesia dan berpopulasi sekitar 3 ribu orang. Suku Korowai baru ditemukan oleh misionaris Belanda pada tahun 1974.
Sampai tahun 1970-an, mereka tidak mengetahui keberadaan setiap orang selain kelompok mereka. Suku Korowai mendiami wilayah Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua.
Suku terasing ini hidup di rumah yang dibangun di atas pohon, disebut sebagai Rumah Tinggi. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian sampai 50 meter dari permukaan tanah.
Setiap rumah panggung biasanya dihununi satu klan. Tempat tinggal ini dibagi menjadi dua, yaitu daerah khusus pria dan wanita.
Suku Korowai sehari-hari hanya mengenakan pakaian dari dedaunan. Mereka dikenal sebagai pemburu ulung, dan memiliki berbagai bentuk senjata yang disesuaikan dengan buruannya.
Suku Korowai sejauh ini masih memiliki kebiasaan primitif yaitu memakan daging manusia. Namun ritual ini sudah jauh berkurang sejak mereka mulai mengenal dunia luar.
Suku Korowai tidak mengonsumsi daging manusia secara sembarangan. Sebab, berdasarkan kepercayaan setempat, suku Korowai hanya membunuh manusia yang dianggap melanggar aturan terhadap kepercayaan mereka.
Jadi, bagi Suku Korowai, membunuh dan memakan daging manusia adalah bagian dari sistem peradilan pidana mereka.
Suku misterius di Indonesia yang terakhir adalah Samin

Mereka adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep. Di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan.
Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Suku Samin sering memusingkan pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang.
Masyarakat Samin sendiri juga mengisolasi diri. Baru pada tahun 70-an, mereka baru tahu Indonesia telah merdeka.
Kelompok Samin ini tersebar sampai Jawa Tengah. Namun konsentrasi terbesarnya berada di kawasan Blora, Jawa Tengah dan Bojonegoro, Jawa Timur. Jumlah mereka tidak banyak dan tinggal di kawasan pegunungan Kendeng di perbatasan dua provinsi.
Sumber: idntimes.com