Kelam! Ini Dia 5 Tragedi Genosida Yang Pernah Terjadi di Indonesia

Dunia internasional mengenal Hitler sebagai salah satu pelaku Genosida paling mengerikan. Di bawah perintahnya, jutaan kaum Yahudi saat itu dibantai habis-habisan. Kasus ini akhirnya dicatat sebagai kasus genosida paling mengerikan di dunia.
Kasus-kasus pembunuhan massal mengerikan seperti ini ternyata juga terjadi di Indonesia. Di masa lalu, banyak orang meregang nyawa dengan mudah.
Mereka dibunuh dengan alasan-alasan yang tak masuk akal. Kadang sengaja dibuat-buat untuk melancarkan keinginan kelompok tertentu. Berikut kejadian-kejadian genosida yang pernah terjadi di Indonesia :
Pembantaian Massal Saat Membangun Jalan Raya Pos (1808-1809)

Disebut sebagai pembantaian massal karena saat membangun jalan sepanjang 1.000 km ini pemerintah Belanda melakukan kerja Rodi terhadap warga Indonesia.
Di bawah tangan besi Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, puluhan ribu orang dipaksa membuat jalan di medan-medan yang sangat sulit.
Mereka hanya diberi makan seadanya hingga kadang banyak warga yang sekarat saat bekerja. Jika melihat pekerja yang sekarat, para tentara Belanda akan membunuhnya dengan cepat dan membuangnya di jalanan.
Pada zaman dimana pekerjaan masih dilakukan secara manual itu, proyek pembuatan jalan yang membentang dari Anyer ke Panarukan tersebut terselesaikan hanya dalam waktu setahun saja. Tetapi sebagai gantinya, mereka menukar 12 ribu nyawa penduduk Indonesia.
Pembantaian Mandor Oleh Tentara Jepang (1943-1945)

Jepang memang hanya tiga tahun berada di Indonesia. Tapi kekejamannya mampu mengungguli Belanda yang telah ratusan tahun di Indonesia.
Tepatnya di daerah Mandor, Kalimantan Barat pernah terjadi peristiwa pembantaian atau genosida paling mengerikan.
Sebanyak lebih dari 20.000 orang dibantai dengan keji meski tak salah apa-apa. Mayat-mayat korban itu akhirnya dikubur menjadi satu hingga susah untuk diidentifikasi.
Menurut saksi mata, banyak penduduk usia di atas 12 tahun dikumpulkan. Mereka ditembak, ditutup kepalanya dengan plastik lalu dipenggal dengan samurai.
Ada juga yang dibunuh dengan memasukkan air dari selang ke dalam mulut. Pemerintah Jepang ingin membuat Jepang kedua di tempat ini.
Semua orang dewasa dibunuh dengan keji lalu yang anak-anak akan dididik dengan ajaran Jepang yang keras.
Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan (1946-1947)

Belanda belum menerima kedaulatan Indonesia yang telah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Mreka akhirnya menekan rakyat sipil untuk terus tunduk dan patuh kepada pemerintahannya.
Seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan pada Desember 1946 hingga Februari 1947. Belanda mengumpulkan orang-orang yang menurut mereka sebagai penjahat (melawan Belanda) dan pejuang lalu mengeksekusinya di tempat.
Orang yang melakukan operasi ini bernama Raymond Pierre Paul Westerling. (Pembantainnya mengambil nama belakang sang Jendral Belanda.)
Menurut cerita beberapa saksi mata yang masih hidup. Pria dewasa dikumpulkan di tengah lapangan dan disuruh membuat galian.
Setelah itu tentara Belanda akan menembaki satu-satu orang ini. Tubuh tak bernyawa itu akhirnya ambruk ke lubang hingga tentara akan muda untuk menguburnya.
Diperkirakan ada sekitar 40.000 orang yang meninggal di kasus yang sampai di bawa ke pengadilan internasional ini.
Pembantaian Rawa Gede (1947)

Agresi militer Belanda pertama memakan sekitar 436 orang. Ketika itu Belanda melancarkan serangan untuk membersihkan masyarakat Indonesia yang berpotensi untuk melawan mereka.
Belanda membunuh ratusan orang di Kampung Rawa Gede yang terletak di Karawang.
Pembantaian Anggota PKI (1965-1966)

Di negeri yang dikenal ramah-ramah orangnya ini pernah terjadi tragedi pembunuhan massal atau genosida paling mengerikan.
Bahkan peristiwa ini sempat menggegerkan dunia internasional dan dianggap sebagai tragedi mengerikan di abad ke-20.
Sebanyak 500.000 orang dibantai habis-habisan karena mereka dianggap menyimpang. Anggota PKI, simpatisan, dan siapa saja yang terlibat dengan organisasi ini dibantai dengan sadis.
Itu dia 5 Tragedi Genosida yang pernah terjadi di Indonesia. Apapun alasannya, perbuatan tersebut sangatlah tidak dibenarkan karena merugikan banyak pihak dan meninggalkan bekas luka yang berkepanjangan bagi para korban dan keluarga serta kerutunannya.