Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Buat Kompetisi Unik, Korea Selatan Gelar Lomba Melamun

Tak ada habis-habisnya, Korea Selatan kini menggelar kompetisi unik yaitu lomba melamun yang digelar di Hutan Penyembuhan Seogwipo Pulau Jeju.

Sering dianggap sebagai aktivitas yang sia-sia dan justru membuang waktu percuma, seorang seniman Korea Selatan Woopsyang justru melihat kegiatan melamun sebagai bentuk penghargaan diri dan memiliki nilai yang sama dengan kemewahan materi.

Sebagai pencetus lomba melamun ini, awalnya Woopsyang menggelar perlombaan ini sebagai sikap penolakannya terhadap masyarakat Korea Selatan yang hidup dalam tempo yang cepat dan penuh tekanan.

Sumber: Instagram

Di masa pandemi ini meskipun kita lebih sering berada di rumah, Woopsyang beranggapan tubuh kita justru lebih membutuhkan Space Out (waktu rehat) dari sebelumnya karena kecemasan yang dirasakan oleh tubuh.

Kami memiliki banyak waktu rehat di rumah kami, tetapi kami menghabiskan waktu itu untuk stres karena virus corona dan merasa cemas,” ungkapnya.

Perlombaan melamun ini telah diselanggarakan sejak tahun 2014, di tahun 2021 ii ada 28 peserta yang ikut dalam lomba melamun.

Sebelumnya lomba melamun ini sering diselanggarakan di kota-kota besar seperti Seoul dan Incheon, namun untuk tahun ini penyelengaraannya dilakukan di Pulau Jeju. Acara ini juga sempat digelar di kota-kota negara lainnya seperti Beijing, Taipei, dan Rotterdam.

Diselenggarakan setiap tahun, pada 2020 karena kondisi pandemi yang tengah dalam masa puncaknya kompetisi ini harus digelar secara online, melalui sebuah tantangan melamun yang digelar melalui TikTok.

Sumber: Instagram

Kembali digelar secara langsung di tahun 2021 ini, pemenang dari lomba melamun ini ditentukan dari perhitungan detak jantung peserta selama 90 menit. Peserta dengan detak jantung terendah dan paling stabil keluar sebagai pemenang.

Peserta akan didiskualifikasi jika ditemukan tertidur selama waktu perlombaan.

Dilansir dari Vice.com, Kim Ah Reum memenangkan kompetisi melamun di tahun ini. Ia adalah seorang pemilik salah satu salon di Pulau Jeju.

Ia tidak menyangka akan kemenangannya karena menurutnya cukup sulit untuk mengosongkan pikiran dengan suara-suara di sekitarnya.

“Saya kedinginan dan lapar… Saya mendengar suara burung gagak dan orang batuk, jadi sulit untuk mengosongkan pikiran,” ujarnya.

Unik sekali bukan kompetisi ini? Tertarik untuk ikutan?

 

Share
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us