Virtual YouTuber Indonesia Sudah Go Mainstream, Gimana Dengan Virtual Musician?

Virtual YouTuber menjadi salah satu alternatif hiburan buat para pecinta pop culture di Indonesia. Kreator indie hingga korporat ramai-ramai membuat vtuber untuk menjangkau audiens di ranah yang asing dan unik ini. Di tengah para virtual YouTuber Indonesia ini, ada lagi cabangnya yaitu virtual musician.
Mendengar istilah virtual musician mungkin bakal langsung teringat dengan sosok Gorillaz atau Hatsune Miku. Lebih jauh lagi, kemunculan hologram Tupac dan Chrisye menyanyikan lagu baru setelah kematian mereka bisa dianggap sebagai virtual musician.
Virtual musician yang lahir dari ranah vtuber lebih mirip dengan Gorillaz dibanding Hatsune Miku. Di balik sosok mereka adalah manusia yang sama seperti kita. Mereka bernyanyi dan atau bermain musik di balik avatar virtual 3 dimensi atau gambar 2 dimensi.
Di samping bermusik, para virtual musician ini juga berinteraksi dengan fans mereka lewat livestream. Mereka bisa mengadakan acara talkshow, atau streaming main game. Ya, layaknya vtuber kebanyakan.
Nah, gimana dengan para virtual musician di Indonesia? Gimana cara mereka buat bisa go mainstream layaknya para vtuber lainnya?
Musisi maya di dalam dan luar negeri
Di Jepang, kita mengenal beberapa vtuber yang menjadi virtual musician. Dari agensi hololive misalnya ada Hoshimachi Suisei, AZKi, hingga rapper Mori Calliope. Bicara soal rapper, ada juga grup virtual rapper KMNZ dan Boogey Voxx. Label KAMITSUBAKI STUDIO juga punya virtual musician seperti Kaf, RIM, duo DUSTCELL, dan masih banyak lagi.
Kalau di Indonesia, ada beberapa contoh virtual musician menarik. Andi Adinata adalah salah satu yang paling terkenal. Sebagai salah satu vtuber dari agensi MAHA5, Andi sering sekali mengangkat konten musik di samping livestreaming dan sketsa cerita pendek.
Virtual musician di Indonesia gak cuma diisi para penyanyi, tapi ada juga produser serta DJ. Riksa Dhirendra dari NIJISANJI ID dan Diana Kristarium alias Crystagella adalah contoh virtual musician yang fokus ke aspek produksi musik dibanding menjadi vokalis langsung.
Hibiki Kayomi dan Keitaa Kei juga adalah contoh virtual musician Indonesia yang aktif di ranah indie. Indie di sini adalah mereka yang bergerak secara independen alias gak terikat agensi atau circle.