Salah satu masalah yang kini dihadapi oleh virtual musician di Indonesia adalah mempenetrasi pasar mainstream dan meraih audiens yang lebih banyak. Saat ini, virtual YouTuber konvensional masih menguasai dibandingkan virtual musician.
Meski demikian, Igun Sudarmono selaku kurator musik AMI Awards (Anugerah Musik Indonesia) melihat bahwa virtual musician punya potensi untuk bisa menembus industri musik mainstream Indonesia.
“Itu (menjadi virtual musician) bisa menjadi sesuatu yang mendukung, apalagi di kondisi pandemi saat ini,” ujar Igun Sudarmono di talkshow CRYonTALK yang di-livestream di Twitch.
Bersama virtual musician Crystagella, keduanya mendisksusikan potensi para virtual musician yang ada di Indonesia dengan mengankat topik “Virtual Musician Invades Indonesia.”
“Banyak orang yang merasa tertantang untuk tahu hal ini karena gak umum dan lumrah. Gimana caranya virtual musician ini bisa terkesan hidup dan hal ini sangat menarik,” sambungnya.
Crystagella juga membenarkan bahwa situasi pandemi saat ini menguntungkan para virtual musician. Ia mengadakan live DJ session online bernama CRYonSTAGE serta tampil di beberapa festival musik EDM online. Di sana, Crystagella mampu mendapatkan lebih banyak audiens.
Gunakan Avatar Virtual, PewDiePie Alami Kontroversi dari Fans Vtuber?
Bagaimana kans para virtual musician bersaing dengan musisi nyata? Igun menyebutkan bahwa kolaborasi bisa membantu mendorong nama virtual musician. Kolaborasi ini bahkan sudah dilakukan beberapa virtual musician Indonesia.
Andi Adinata misalnya sudah pernah berkolaborasi dengan penyanyi Hiroaki Kato, komedian Jepang Genki, dan mantan vokalis band supercell Koeda. Crystagella pun sudah merilis single bersama penyanyi Elang Defrianto dan mantan vokalis HIVI! Dea Dalila.
“Salah satu yang bikin gua menerima lu adalah karena lu featuring sama Dea, karena nama dia udah terkenal,” ujar Igun kepada Crystagella. “Bisa membuka kesempatan featuring lain karena artis lain tertarik collab dengan virtual musician.”
Igun juga menambahkan bahwa akan ada peleburan fans dari kolaborasi itu, dimana fans musisi nyata ikut mengenal virtual musician yang sifatnya maya.
Lalu apakah para virtual musician bisa benar-benar terlibat dalam industri musik Indonesia, bahkan hingga mampu meraih AMI Awards?
“Sangat, sangat mungkin,” jawab Igun. “Nussa saja menang di kategori kolaborasi lagu anak bersama Kotak.”
Nah, buat kamu para virtual musician, kesempatan sangat terbuka buat mencari audiens dari publik mainstream. Malah jika pede, kalian juga bisa memenangkan AMI Awards! Keep on creating and collaborate!