Dikutip dari Antara, Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda, menyoroti wabah virus Nipah yang terjadi di Cina.
Dengan tingkat kematian hingga 75 persen, dan berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.
“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat, kata dia.
Ahli virus asal Thailand di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre tengah mempelajari soal seberapa besar potensi virus Nipah jadi pandemi berikutnya di Asia.
Dari hasil analisa sampel spesies termasuk kelelawar, ditemukan hewan ini memicu ancaman pandemi baru seperti virus Corona COVID-19. Tingkat kematian virus ini pun dilaporkan cukup tinggi berkisar 40-75 persen.