Performa inkonsisten, sering kehilangan poin penting di game berikutnya setelah mengamankan Booyah
Roster masih dalam fase adaptasi, chemistry antar pemain belum sepenuhnya menyatu
Drop zone sering dirusuh oleh tiga tim sekaligus, membuat RRQ Kazu kesulitan untuk mengumpulkan poin maksimal
RRQ Kazu jadi salah satu tim Free Fire asal Indonesia yang selalu dinantikan performanya di ajang internasional. Namun sayangnya, sampai saat ini mereka masih belum berhasil mengamankan tiket ke Grand Final FFWS 2025. Padahal ekspektasi terhadap tim ini cukup tinggi, mengingat nama besar dan pengalaman mereka.
Nah, ada beberapa faktor yang jadi alasan mengapa RRQ Kazu belum bisa menembus babak Grand Final dari turnamen bergengsi ini.
Salah satu masalah terbesar RRQ Kazu ada di konsistensi. Mereka memang kerap mengamankan Booyah atau bahkan raihan poin tinggi, tapi sering juga terkena too soon di game berikutnya.
Contohnya pada Week 3 Day 1, RRQ Kazu berhasil mengamankan 2 Booyah. Sayangnya, performa mereka menurun di game lain, sehingga harus tersalip Pharaoh yang tampil lebih konsisten dengan 3 Booyah plus 62 total eliminasi.
Kehadiran Ikal sebagai pemain pinjaman dari Dewa United jadi warna baru di roster RRQ Kazu. Namun, terlihat jelas bahwa masih ada fase adaptasi yang harus dilalui. Chemistry antar pemain belum sepenuhnya menyatu, dan hal ini berpengaruh pada koordinasi tim di dalam game. Wajar, karena proses adaptasi memang butuh waktu, apalagi di level turnamen sebesar FFWS. Semoga saja Ikal bisa segera adaptasi cepat dan mampu bawa timnya untuk melaju ke Grand Final FFWS 2025.
Dalam sebuah wawancara, pelatih RRQ Kazu, Adyy, sempat mengungkapkan bahwa drop zone timnya sering dirusuh. Bahkan bukan hanya oleh satu tim, melainkan sampai tiga tim sekaligus.
Kondisi ini jelas bikin RRQ Kazu kesulitan sejak awal, sehingga mereka harus rela terkena too soon dan kehilangan kesempatan untuk mengumpulkan poin maksimal.
Format turnamen FFWS berlangsung enam kali pertandingan setiap harinya. Sayangnya, di tiga game awal, RRQ Kazu kerap kehilangan poin penting. Hal ini bikin mereka kesulitan untuk mengejar ketertinggalan di game-game berikutnya.
Padahal, poin awal bisa jadi pondasi penting buat menekan mental lawan sekaligus membuka peluang besar untuk mengamankan posisi top 1. Faktor ini juga yang membuat RRQ kerap tipis dari top 1 seperti pada Week 3 Day 1 di mana sebenarnya RRQ Kazu hanya berbeda satu poin saja dari tim Pharaoh untuk bisa amankan top 1 dan spot lolos langsung ke Grand Final FFWS 2025.
Bukan cuma soal kelemahan RRQ Kazu, tapi tim lain juga terlihat mengalami peningkatan signifikan tiap minggunya. ONIC Olympus misalnya, setelah kedatangan Geday, performa mereka melonjak drastis.
Terbukti pada Week 5 Day 1, ONIC Olympus berhasil mengamankan tiket ke Grand Final FFWS 2025 dengan total 106 poin. Angka itu jauh meninggalkan RRQ Kazu yang hanya bisa mengumpulkan 57 poin dan terpaksa puas di posisi 8.
Melihat kondisi ini, jelas bahwa RRQ Kazu masih punya banyak pekerjaan rumah sebelum benar-benar siap bersaing di level Grand Final FFWS 2025. Adaptasi roster, konsistensi, dan strategi menghadapi tim-tim lain yang semakin kuat akan jadi kunci penting.
Fans tentu berharap RRQ Kazu bisa segera bangkit dan kembali menunjukkan taringnya sebagai salah satu tim Free Fire terbaik Indonesia.
