Bagaimana Thorrad Juara FFML S8? Sempat Kejar-Kejaran Poin!

Bagaimana Thorrad juara FFML S8? Pertanyaan ini mungkin ada di benak kalian setelah mereka tampil impresif di babak final kemarin.
Nama Thorrad memang dipantau oleh banyak fans pada FFML S8, apalagi karena mereka tampil dengan identitas baru. Sebelumnya, mereka dikenal dengan First Raiders Eclipse.
Meskipun Thorrad finis di posisi 4 regular season dan bahkan dapat ranking 3 di semi final, perhatian justru terfokus pada RRQ Kazu dan POCO Star yang saling menyalip di posisi atas.
Segala hal bisa terjadi di babak grand final, dan Thorrad membuktikannya dengan konsistensi dalam setiap game.
Kita akan mengulik bagaimana Thorrad bisa menjadi juara di babak grand final FFML S8, sekaligus menguak pengalaman terbaik mereka di kompetisi ini.
Bagaimana Thorrad juara FFML S8?

Kita akan melihat seperti apa penampilan Thorrad di 6 game grand final FFML S8, serta korelasinya dengan 2 tim unggulan RRQ Kazu dan POCO Star.
Pada game 1 di Bermuda, Thorrad finis posisi 3 dengan total 16 poin. Mereka diapit oleh RRQ Kazu di posisi 2 dan POCO Star di posisi 4. Start yang cukup bagus.
Thorrad baru mendapatkan Booyah perdana di game ketiga Alpine, dan mereka finis dengan total poin 26. POCO Star finis posisi 2 dam RRQ Kazu terjegal di posisi 8.
Booyah kedua mereka diraih di game kelima Kalahari. Di sini kita bisa melihat Thorrad bermain rapi dan fokus ke objective sehingga bisa meraup poin yang besar.
Belum lagi ditambah tim-tim teratas berusaha dijegal lawan mereka sehingga harus gugur sebelum memasuki late game.
Pada akhirnya, Thorrad mampu finis dengan selisih poin lebih dari 20 di bawah saingan mereka, RRQ Kazu.
Thorrad sempat kejar-kejaran poin di fase liga

Secara eksklusif kepada GGWP.ID, manager Thorrad Jonsan turut menceritakan perjalanan mereka dari fase liga, sebagai salah satu kunci kemenangan mereka.
Dari penjelasan Jonsan, kita bisa mengetahui alasan kenapa mereka sedikit kurang kompetitif melawan RRQ Kazu dan POCO Star di fase liga.
“Di fase liga kita ada swing di poin. Kadang-kadang poin kita nggak terlalu bagus, bahkan hanya mencapai angka 50, dimana target kita di setiap matchday-nya adalah 75 poin. Itu jauh di bawah rata-rata yang kita inginkan,” ungkap Jonsan.
Jonsan melanjutkan, Thorrad mulai melakukan introspeksi dan evaluasi untuk hasil di bawha rata-rata itu, dan hasilnya mulai terlihat.
“Sebenarnya (hasilnya) sudah terlihat di fase semifinal, yaitu di day 2. Apa yang kita inginkan, apa yang sudah kita latih, semuanya sudah diterapkan di sana dan berjalan dengan sangat baik walaupun ada mistake kecil,” lanjutnya.
“Akhirnya di fase grand final, kita bisa bayarkan semuanya dengan sangat maksimal,” pungkas Jonsan.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan Free Fire, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!