Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

“Gak Kayak Yang Dipikirin Orang”. Ini Kisah Gamer di Aceh Perihal Fatwa Haram dan Hukum Cambuk

Belakangan ramai diperbincangkan perihal fatwa haram PUBG dan game oleh MPU Aceh bahkan beredar kabar akan ada pemberlakuan hukum cambuk. Bagaimana dengan gamer di Aceh?

Kami berhasil mewawancarai salah satu gamer yang enggan di sebut namanya dan berdomisili di Aceh. Beliau memaparkan kisah bagaimana keadaan yang ternyata tidak seperti dibayangkan oleh kebanyakan orang di luar Aceh itu sendiri.

Adanya fatwa haram game PUBG serta game lainnya, dan kabar akan adanya hukuman cambuk memang benar. Namun patut digarisbawahi khususnya hukuman cambuk hanya berlaku di satu kota tertentu, “untuk hukuman cambuk ya di kota Langsa, mas”

“Saya sendiri lagi kuliah di banda aceh, di sini saya main pubg aman-aman saja. Orang di  sini pun pandangan terhadap game khususnya pubg ya biasa aja mas.” Ungkap sang gamer.

“Walaupun diharamkan tapi kalo misalnya ngeliat orang main game ya biasa aja. Enggak kayak yang dipikirin orang kalo main pubg di aceh bakal ditangkap atau dicambuk.” Paparnya.

Sang gamer ini bahkan mengisahkan bahwa tidak sedikit orang yang tetap nongkrong dan istirahat di warung kopi sambil bermain game.

“Di sini biasanya remaja nongkrong di warung kopi, nah hampir di semua warung kopi itu pasti mainnya ya pubg atau Mobile Legends. Dan gak ada yg ngelaporin ke yg berwenang kalo di warkop itu orang-orangnya lagi main pubg.” Katanya mengisahkan.

Mengenai adanya razia dan turney yang dibubarkan beberapa waktu lalu, dia mengatakan memang benar pernah terjadi. Namun ditekankan kembali, itu terjadi di kota Langsa.

“Kebetulan tourney yg dibubarkan itu di kota tempat orang tua saya tinggal. Nama kotanya sigli dan kebetulan pas pembubaran turney itu saya lagi di tempat itu.”

https://www.facebook.com/wisataacehID/videos/2336765569912689/

Untuk kejadian peng-uninstall-an PUBG terkait larangan dan fatwa haram, diceritakan bahwa kejadian itu terjadi ketika ditemukan anak di bawah umur yang bermain PUBG. Selain game di-uninstall, anak tersebut juga diberi nasehat oleh yang berwenang.

“Oh kalo yang itu pas awal-awal keluar larangan pubg ada razia dari pihak berwenang namanya Wilayatul Hisbah. WH itu kayak polisi cuma mengurus soal pelanggaran agama. Jadi pas razia misalnya ada anak di bawah umur main pubg ya di uninstall sama dikasih nasehat gitu. Kalo orang biasa aman-aman saja.” Kata sang gamer menceritakan.

Sebelumnya diberitakan juga bahwa anggota dari komunitas Ruang Game Aceh mengaku kecewa dan merasa tertekan dengan munculnya fatwa haram PUBG dan sejenisnya oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU).

Dilansir dari Kompas.com, Para anggota mengaku, sejak beberapa tahun terakhir, game sudah menjadi kegiatan profesional dan sumber penghasilan bagi mereka.

” Bagi sebagian anggota komunitas Ruang Game di Aceh, game PUBG sudah menjadi profesi bukan hanya sekedar hobi atau menghabiskan waktu sia-sia. Game ini dapat menghasilkan rupiah,” ucap Rizal, salah satu anggota dari komunitas ini.

Share
Topics
Editorial Team
Silentman Yokoso
EditorSilentman Yokoso
Follow Us