India Melarang PUBG Mobile dan 117 Aplikasi Lainnya, Ini Alasannya
Setelah hampir 200 juta unduhan di seluruh negeri, India telah memutuskan untuk melarang PUBG Mobile, aplikasi paling sukses di negara itu di pasar dalam hal unduhan dan pendapatan, bersama 117 aplikasi seluler China lainnya.
Kabar tersebut datang dari Twitter, di mana analis industri game untuk China dan Asia Daniel Ahmad membagikan rincian larangan tersebut.
Menurut Ahmad, judul ponsel populer Rise of Kingdoms juga dilarang, begitu pula berbagai game terkemuka lainnya.
Kalian dapat melihat tweet dari Ahmad di bawah.
Seperti yang dicatat Ahmad, ini seperti larangan TikTok yang diperkenalkan India pada bulan Juni. Dia juga menyebutkan dalam tweet berikutnya bahwa selain menjadi judul berpenghasilan kotor tertinggi sepanjang masa di negara ini.
PUBG Mobile sedang dalam proses mengembangkan esports dan adegan streaming yang relatif sehat, sesuatu yang secara aktif berusaha dicapai oleh perusahaan India Patym awal tahun ini.
“Pemerintah India menyebut masalah keamanan nasional sebagai alasan pelarangan,” tulis Ahmad di Twitter. “Ini terjadi setelah ketegangan antara kedua negara meningkat baru-baru ini, yang menyebabkan bentrokan di perbatasan”
“Ini adalah cara untuk membalas China, meskipun aplikasi sesuai dan menyimpan data dengan benar,” tambahnya.
Tidak Hanya Aplikasi Game
Ahmad juga menunjukkan bahwa meskipun PUBG secara teknis adalah IP Korea, versi selulernya dikembangkan dan diterbitkan oleh perusahaan China Tencent.
Faktanya, sebagian besar dari daftar aplikasi yang baru-baru ini dilarang dapat ditelusuri kembali ke perusahaan raksasa seperti Tencent dan NetEase. Termasuk berbagai game populer lainnya seperti Arena of Valor dan Knives Out.
Daftar yang dilarang ini tidak terbatas untuk game saja. Bahkan aplikasi seperti AliPay, yang dirancang untuk penggunaan sehari-hari, juga disertakan.
Saat ini, tidak jelas apakah larangan tersebut akan dibatalkan atau tidak. Seperti yang dinyatakan, PUBG Mobile tidak dapat diunduh di India, bersama dengan 117 aplikasi lainnya.
Seperti yang dicatat Ahmad di Twitter, ini merupakan pukulan yang cukup besar bagi industri game.
Semoga hal ini tidak terjadi di Indonesia, mengingat PUBG memiliki pasar cukup besar.
