Belakangan plater Free Fire dihebohkan dengan isu bahwa game FF akan ditutup pemerintah di pada tanggal 18 Juli 2020. Entah siapa pembuat dan penyebar pertama isu tersebut.
Tapi yang pasti, hal ini sudah membuat banyak player khawatir dengan nasib game battle royale ini. Ya meskipun isu ini hampir 99,99999 persen adalah hoax, fans keburu heboh.
Kalau dipikir-pikir, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk FF berhenti melayani player. Sebab, mereka masih berada di puncak kejayaan.
Selain kepopulerannya yang sedang di puncak, ada beberapa alasan lain yang memuat pemerintah tak menutup layanan game ini.
Selama ini, kebanyakan game yang menutup layanannya disebabkan karena semakin sedikitnya player yang memainkan game tersebut. Hal ini berbeda dengan Free Fire.
Pada periode awal tahun 2020 ini, Free Fire besutan Garena ini berhasil menjadi game terlaris di Asia Tenggara lho. Bahkan jumlah pemainnya juga semakin meningkat selama pandemi corona ini.
Saat ini, ekosistem esports game Free Fire masih terus berkembang. Tak sedikit tim esports besar yang juga memiliki divisi Free Fire.
Bahkan belum lama ini Garena menyelenggarakan event besar bertajuk Free Fire Asia All Stars yang menggat para pro player FF dari berbagai negara Asia termasuk Indonesia.
Jika gam eini tiba-tiba ditutup, bagaimana kabarkabar para tim esports ini? Madesu~
Jika ekosistem esports Free Fire tak lagi bergeliat, maka satu pintu untuk unjuk prestasi anak muda tertutup pula.
Melihat para pro player FF beraksi di turnamen pasti menginspirasi anak lain untuk menjadi pro player dan ikut bikin prestasi.
Tapi jika FF ditutup, maka harapan mereka bisa hilang. Untuk memulai main game baru pasti butuh waktu untuk asah skill.
Game battle royale semacam Free Fire memang ada banyak jumlahnya, seperti PUBG dan juga COD Mobile. Tapi tak ada game yang seramah Free Fire.
FF termasuk game yang ringan dan ramah dengan HP spek menengah ke bawah. Jadi game ini bisa dimainkan berbagai kalangan.
Beda dengan game seperti PUBG dan CODM yang butuh spesifikasi lebih tinggi untuk bisa memainkannya. Sulit cari pengganti dengan kualitas setara FF dan spek seramah FF.
Pada potongan gambar yang berisi isu penutupan FF, disebutkan kalau alasan penutupan game ini adalah karena banyaknya player di bawah umur.
Padahal sampai saat ini belum ada bukti, fakta, atau penelitian yang menyebut game Free Fire berbahaya bagi anak. Selama dimainkan dengan bijak dan batasan.
Sebelum membuat kebijakan tertentu, pastinya pemerintah harus punya bukti ilmiah untuk memperkuat keputusannya. FF sendiri diberi label 12+ di Play Store.
Nah itu dia 5 alasan kenapa tak boleh FF ditutup sekarang oleh pemerintah. Semoga saja ini tidak terjadi ya slur!