5 Alasan RRQ Kalah dari ONIC di Grand Final MPL ID S15

- Overcommit RRQ jadi bumerang
- Mentalitas juara ONIC kuat dalam tekanan
- Draft efektif dan sinergi Coach Yeb menjadi kunci kemenangan ONIC
Grand Final MPL ID Season 15 menyajikan drama luar biasa ketika RRQ Hoshi bertarung melawan ONIC Esports. Pertandingan seru berlangsung dalam format best-of-seven. Awal laga tampak didominasi RRQ, tapi ONIC, yang juga ada di puncak permainan, akhirnya sukses membalikkan keadaan dan keluar sebagai juara. Apa yang menjadi kunci kekalahan RRQ meski tampil agresif dan cukup menjanjikan?
1. Agresivitas RRQ Berujung Overcommit

RRQ memang tampil agresif, tapi sayangnya, strategi tersebut sering meledak di tangan mereka. ONIC lihai membaca pola dan memanfaatkan overcommit RRQ untuk counter-play. Overextending di mid-game jadi bumerang karena ONIC memanfaatkan celah untuk membalas dan mencuri objektif penting.
Hal ini sering menjadi kesalahan RRQ yang terlihat khususnya pada Grand Final dan saat mereka menyentuh match point di game ke-6. Mereka sudah unggul namun overcommit ke arah Pharsa yang gagal membuat mereka harus terkena comeback dan akhirnya disamakan kedudukan oleh ONIC Esports.
2. Mentalitas Juara ONIC

Hanya satu poin dari RRQ karena memang selebihnya ONIC merupakan tim kuat. ONIC menunjukkan ketenangan luar biasa saat menghadapi tekanan. Tim tetap fokus dalam keadaan tertinggal bahkan saat dipaksa main creep fight. Mental bertahan seperti ini jadi modal besar mereka untuk kembali menekan langkah RRQ setelah match poin didapatkan. Jika mentalitas ONIC tidak kuat tentu mereka sudah alami kekalahan 4-2 saat RRQ mendapatkan match point.
3. Draft Efektif dan Sinergi Coach Yeb

Adanya Coach Yeb kembali ke jajaran pelatih ONIC juga jadi salah satu momentum kebangkitan dari ONIC. Draft lebih sulit ditebak dan kombinasi hero seperti Ling, Masha, Kaja, hingga Pharsa digunakan untuk menciptakan momen ganking dan teamfight yang efektif. Draft solid ini jadi fondasi utama kemenangan ONIC. Tak heran jika memang kedatangan Coach Yeb jadi salah satu faktor penting dibalik kekalahan RRQ tadi malam.
4. Performa Individu yang Meledak dari ONIC

Penampilan individu dari pemain ONIC—terutama carry utama mereka—tampil gemilang. Pemain seperti Sanz (midlaner), Kairi, bahkan toyy dan Sanz mampu mencuri momen kunci dalam teamfight, menciptakan situasi one-by-one yang menguntungkan tim secara sangat signifikan.
Sanz secara overall memang tampil menggila dan mengembalikan Gilak SANZ! Dia juga berhasil merebut Final MVP berkat permainannya gemilang sepanjang Grand Final.
5. Momentum Win-streak yang Tak Terhentikan

ONIC datang ke Grand Final dengan rekor win-streak dari playoff. Semangat tinggi ini jadi bahan bakar untuk tampil percaya diri dan dominan. Momentum positif selama ini yang mereka miliki memberi tekanan mental kepada RRQ, membuat mereka kehilangan ritme di saat-saat kritis.
Tentu saja ini menjadi boost mentak bagi ONIC saat selalu menang. Akhirnya mereka bisa dibuktikan dengan gelar ke-7 bagi ONIC di MPL Indonesia. RRQ bukan bermain buruk namun beberapa kali memang momentum kesalahan sendiri kerap menjadi momen yang membuat RRQ harus takluk pada game yang menentukan.
Kekalahan RRQ di Grand Final bukan hanya soal satu dua kesalahan, tetapi karena kombinasi dari agresi tanpa perhitungan, tekanan mental, dan draft lawan yang lebih solid. ONIC berhasil menyusun strategi matang, mengeksekusi draft efektif, dan menjaga ritme positif hingga akhir pertandingan.
Meski hasilnya pahit, RRQ tetap menunjukkan kelas mereka sebagai salah satu tim terbaik MPL. Mereka mampu mencuri momen kemenangan hingga match poin namun sayang belum bisa mengunci kemenangan di game penentuan. Ini jadi pelajaran berharga, untuk tetap adaptif, disiplin dalam draft, serta menjaga fokus saat tekanan memuncak.
Semoga insight ini bisa jadi acuan RRQ di musim selanjutnya, agar tak lagi jatuh ke jurang overcommit dan justru mampu mencuri kemenangan saat ditunggu tegangan di final!