Alasan Banyak Pemain Toxic Dalam Game Mobile Legends

Mungkin kita sudah sama-sama tahu bahwa Mobile Legends adalah salah satu game mobile paling populer di Indonesia. Saat ini, Mobile Legends sudah berusia 7 tahun dan belum ada tanda-tanda peminatnya menurun.
Namun, semakin banyak peminatnya, ternyata ada satu kontroversi di dalamnya. Salah satunya adalah kelakuan toxic pemainnya. Akibatnya, game Mobile Legends ini dianggap tidak ramah orang baru.
Beberapa alasan banyak pemain toxic pada game Mobile Legends adalah sebagai berikut.
Alasan di balik pemain toxic Mobile Legends
1. Didominasi bocil yang belum matang emosinya

Mayoritas pemain Mobile Legends adalah remaja dan dewasa muda. Di usia ini, mereka masih dalam masa perkembangan psikologis dan emosi yang labil.
Hal tersebut dapat membuat mereka mudah marah, frustrasi, dan bertindak agresif. Perilaku buruk itu seperti menghina rekan satu tim ketika kalah, atau merendahkan dan berkata kasar kepada lawan apabila menang.
Terkadang, faktor lingkungan juga yang membuat banyak pemain menjadi barbar dalam berkata-kata di chat. Apalagi, game ini termasuk populer sehingga pemain toxic seperti itu selalu ada.
2. Persaingan ketat bikin pemain emosi

Mobile Legends merupakan game kompetitif yang memiliki sistem rank atau tier. Hal ini membuat para pemainnya berlomba-lomba untuk mendapatkan peringkat tertinggi.
Persaingan yang ketat tersebut dapat menimbulkan tekanan dan stres sehingga dapat memicu perilaku toxic. Sebagian pemain mungkin ingin naik rank dengan cepat dan akan marah ketika terus-terusan kalah.
Mereka juga tidak mau kalah dengan teman-teman terdekat yang sudah punya tier tinggi. Mobile Legends menuntut para pemainnya untuk bermain dengan baik.
Kondisi Itu membuat para pemain menjadi terlalu fokus pada kemenangan. Mereka sering bersikap agresif dan menghakimi pemain lain yang dianggapnya tidak bermain dengan baik.
3. Kurangnya hukuman tegas

Moonton selaku pengembang Mobile Legends telah menerapkan sistem hukuman untuk pemain toxic. Akan tetapi, sistem hukuman tersebut dinilai masih belum cukup tegas.
Jika saja Moonton melakukan tindakan tegas terhadap pemain toxic seperti banned akun permanen, maka jumlah pemain toxic bisa jadi berkurang.
Akan tetapi, sepertinya Moonton kesulitan dalam mendeteksi perilaku toxic. Karena, setiap harinya banyak laporan dari pemain lain terkait perilaku player yang buruk.
4. Kerja sama tim sangat kurang

Mobile Legends membutuhkan kerja sama antara para pemainnya. Akan tetapi, banyak pemain yang tidak menyadari hal ini.
Kondisi tersebut membuat mereka sering bermain egois dan tidak mau bekerja sama dengan pemain lain. Sering terjadi dalam satu tim semuanya adalah pemain solo yang saling bertemu secara acak dalam matchmaking.
Efeknya, mereka bermain dengan egonya sendiri-sendiri. Kurangnya komunikasi menjadikan permainan tidak teratur dan akhirnya memancing emosi.
5. Pemain toxic tak bisa dihindari di game kompetitif

Pada dasarnya, tidak hanya Mobile Legends yang memiliki pemain toxic di dalamnya. Hampir semua game online kompetitif juga demikian.
Kondisi Ini terjadi karena dalam game online semuanya menjadi anonim. Sehingga, orang-orang merasa bebas melakukan apapun. Bahkan, itu termasuk berkata kasar, menghina, bahkan rasis. Hal Itu terjadi karena identitas mereka yang menjadi anonim di game.
Salah satu untuk menghindarinya adalah dengan cara melaporkan perilaku buruk player setelah pertandingan selesai.