Saat menghadapi media dalam konferensi pers pasca pertandingan, Nafari menjelaskan bahwa kekalahan Alter Ego saat bersua ONIC tidak disebabkan oleh keberadaan Ruby dalam tim, melainkan karena kalahnya draft pick di game ketiga.
Dia menegaskan bahwa strategi pemilihan Ruby sebenarnya telah direncanakan dengan baik, namun terjadi kesalahan dalam eksekusinya.
“Kami mungkin melakukan kesalahan dalam eksekusi. Untuk game ketiga, draft pick kami bisa dikatakan buruk,” ujar Nafari.
“Namun, dalam hal pemilihan Ruby, draft pick kami tidak dapat dikatakan kalah, melainkan karena ada kesalahan dalam eksekusi,” lanjutnya.
Dari penjelasan ini, terlihat bahwa kekalahan Alter Ego lebih disebabkan oleh kesalahan dalam implementasi strategi daripada keputusan strategis itu sendiri.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tidak hanya merencanakan dengan baik, tetapi juga menjalankan rencana dengan presisi dan koordinasi yang tepat dalam pertandingan.
Menyikapi kekalahan tersebut, Nafari menegaskan bahwa Alter Ego berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang signifikan dalam beberapa pertandingan mendatang.
Mereka berencana untuk melakukan tinjauan menyeluruh terhadap kinerja tim, mulai dari strategi yang digunakan hingga disiplin dalam pelaksanaannya.
Selain itu, mereka juga akan meningkatkan kualitas gameplay, dengan memastikan setiap detail diatur secara matang untuk mengoptimalkan kinerja tim.
“Kami akan melakukan review menyeluruh dan meningkatkan kedisiplinan serta kematangan dalam gameplay kami ke depannya,” tambah Nafari.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu Alter Ego bangkit kembali dan tampil lebih kuat dalam pertandingan-pertandingan selanjutnya.