Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

EKSKLUSIF — Anantarupa Studios Dilaporkan Gagal Bayarkan Gaji Pegawai

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-featured.jpg
GGWP memahami bahwa Anantarupa Studios telah gagal memenuhi kewajiban pegawainya. (Berbagai sumber)
Intinya sih...
  • Pembayaran gaji dan THR tertunda sejak bulan November 2024, dengan janji pembayaran yang tidak direalisasikan hingga Februari 2025.
  • Manajemen Anantarupa Studios mengabaikan surat edaran terkait pembayaran gaji dan THR, serta melakukan intimidasi terhadap pegawai yang menyuarakan keluhan.
  • Review Glassdoor menunjukkan kondisi kerja memprihatinkan di Anantarupa Studios, dengan manajemen yang inkompeten dan perilaku buruk terhadap pegawai. CEO dan COO juga dilaporkan menghilang.

UPDATE: Anantarupa Studios telah memberikan klarifikasi mereka, yang bisa dibaca melalui tautan berikut ini.

Reportase original dapat dibaca di bawah ini.

GGWP memahami bahwa saat ini terdapat dugaan kuat terhadap studio game Anantarupa Studios yang telah gagal memenuhi hak-hak para pegawainya.

Anantarupa Studios merupakan studio game Indonesia yang memproduksi game multiplayer MOBA Lokapala.

Game ini menjadi highlight di beberapa turnamen game dan esports lokal seperti Piala Presiden Esports, WCG, IESF, dan liga bentukannya sendiri yaitu Ksatriya Mahadhika.

Lokapala juga telah melakukan beberapa kolaborasi dengan brand lokal ternama, seperti maskapai Garuda Indonesia, label komik Bumilangit, serta majalah komik re:ON Comics.

Anantarupa Studios juga telah menerima investasi sebesar USD 3 juta, atau sebesar Rp 46,69 miliar dari Greenwillow Capital, sebuah perusahaan manajemen aset global.

Achievement dan milestone yang berhasil diraih Anantarupa Studios tersebut, ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kerja di sana, serta kemampuan manajemen dalam menangani masalah internal mereka.

1. Penundaan gaji dan THR di bulan November 2024

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-1.jpg
Kronologi keterlambatan pembayaran gaji di Anantarupa Studios. (Murzfeed)

GGWP mendapatkan informasi berikut melalui platform Murzfeed dan Glassdoor, serta narasumber yang menolak untuk diungkap identitasnya. Beberapa informasi ini disusun berdasarkan kronologi waktu.

Pada hari penggajian bulan November 2024, para pegawai mendapatkan informasi dari tim HR Anantarupa bahwa pembayaran gaji tertunda 1 minggu karena masalah investor. Para staf diperbolehkan untuk WFH dan mendapatkan reimburse makan siang.

Gaji pegawai belum kunjung turun memasuki bulan Desember. Pada tanggal 5 Desember, tim HR kembali memberi kabar bahwa gaji belum bisa dibayarkan. Para pegawai diminta menunggu 1 minggu lagi.

Pola penundaan penggajian ini dinilai sangat merugikan, karena kerap diumumkan pada hari yang dijanjikan, sehingga tidak memberikan para pegawai ruang untuk mencari pemasukan sampingan saat terjadi force majeure.

2. Surat edaran yang tidak ditaati

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-2.jpg
Hingga bulan Februari 2025, kewajiban gaji dan THR tak kunjung dibayarkan. (Murzfeed)

1 minggu kemudian, pada tanggal 12 Desember, melalui surat edaran, manajemen kembali mengabarkan bahwa gaji belum bisa dibayarkan. Mereka akan mengusahakan agar gaji bulan November dan Desember akan dibayarkan di akhir bulan Desember, namun hanya separuh atau sampai batas UMR saja.

Sebagai gantinya, manajemen juga menjanjikan bahwa sisa gaji dan THR tahun 2024 akan diberikan pada bulan Februari 2025. Manajemen tidak meminta para pegawai untuk produktif bekerja, namun situasi ini tetap dirasa tidak ideal bagi beberapa orang.

Beberapa karyawan yang telah resign dijanjikan surat hutang oleh manajemen agar gaji yang tidak dipenuhi sebelum mengundurkan diri dapat dibayarkan. Surat hutang ditandatangani HR lead, namun tidak oleh manajemen atau C-level, meskipun ada kesanggupan dari mereka.

Memasuki bulan Februari tahun 2025, janji yang diberikan manajemen Anantarupa Studios melalui surat edaran di bulan Desember 2024 kemarin tidak direalisasikan. Surat hutang juga tidak dipenuhi karena tidak ada tanggal pembayaran yang jelas.

Hal ini merupakan pelanggaran Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, dan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/2/HK.04/III/2024 terkait pembayaran THR

3. Petisi dari pegawai, dibalas intimidasi manajemen

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-3.jpg
Para pegawai mengaku mendapatkan intimidasi dari manajemen Anantarupa. (Murzfeed)

Pada titik ini, pegawai yang bertahan mulai menyuarakan keluhan mereka melalui media sosial. Mereka juga mengirimkan petisi kepada manajemen untuk menjelaskan kondisi Anantarupa saat ini. Pada titik ini, manajemen tidak pernah mengadakan sesi town hall untuk memberikan transparansi kepada para pegawai.

Merespon hal itu, pihak manajemen berusaha menekan postingan tersebut, serta menyalahkan para pegawai melalui komunikasi internal dengan kalimat-kalimat provokatif. Manajemen mengklaim "tindakan anarkis para pegawai yang tidak sejalan dengan rekan mereka yang masih berjuang", telah menakut-nakuti para investor.

Manajemen juga meminta pertemuan offline dengan para pegawai, namun mengingat beberapa dari mereka bekerja secara remote, mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk berangkat ke kantor. HR menjanjikan reimbursement untuk transportasi, namun hanya untuk pegawai yang berdomisili di Jakarta. Janji ini tidak dipercayai para pegawai.

4. Review Glassdoor menunjukkan kondisi kerja memprihatinkan

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-4.jpg
Review Glassdoor rata-rata tidak merekomendasikan pencari kerja untuk melamar di Anantarupa Studios. (Glassdoor)

Review terkini di situs Glassdoor terkait kondisi kerja di Anantarupa Studios, serta beberapa ulasan di tahun 2024, menunjukkan inkompetensi manajemen Anantarupa Studios dalam mengelola perusahaan serta pegawai mereka.

Satu mantan pegawai menyebutkan, manajemen tidak mengerti cara melakukan bisnis, menolak untuk mendengarkan masukan dari player (Lokapala) serta para pegawai, serta banyak melakukan micromanagement.

"(Manajemen) terlalu banyak bermimpi tapi tidak punya rencana konkrit. Manajemen buruk dan tidak punya rencana jangka panjang," tulis seorang mantan pegawai anonim.

Mantan pegawai lain menyebutkan manajemen memiliki attitude buruk terhadap pegawai, dan bersikap sombong di hadapan para pegawai dan studio game lain. Manajemen disebut sering menyalahkan pegawai tanpa dasar yang jelas dan tidak pernah memperhatikan kesejahteraan para pegawai.

Para pegawai juga diminta untuk bekerja tanpa KPI/target dan job desk yang jelas. Pegawai diminta untuk mengerjakan job desk untuk posisi yang bukan tanggung jawabnya. Mereka diminta untuk terus bekerja meskipun hak-hak mereka belum terpenuhi.

5. CEO dan COO dilaporkan menghilang

anantarupa-studios-gagal-bayar-gaji-5.jpg
Manajemen atas Anantarupa, termasuk CEO Ivan Chen dilaporkan menghilang. (Hypeabis)

Saat artikel ini ditulis, update untuk game Lokapala masih diumumkan per tanggal 9 April 2025. Bisnis game masih berjalan, namun menurut pengakuan dari berbagai sumber GGWP, CEO Ivan Chen, COO Diana Paskarina, dan beberapa lead dari studio telah menghilang dan tidak dapat dihubungi.

Beberapa fans dan gamer Lokapala membantu mengangkat isu ini lewat Discord komunitas, namun pesan tersebut dihapus oleh admin server.

Di tengah momentum positif industri game dan esports Indonesia, serta kasus Brandoville Studios yang masih dikembangkan sampai saat ini, kejadian di Anantarupa Studios ini sangat disayangkan.

Anantarupa Studios harus memberikan transparansi yang sejelas-jelasnya tentang kondisi perusahaan, serta memenuhi kewajiban mereka terhadap para pegawai yang telah dikecewakan.

Sampai artikel ini ditulis, GGWP belum mendapatkan klarifikasi dari pihak Anantarupa Studios maupun CEO Ivan Chen.

Share
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us