CEO Rebellion Esports Bicara Rosternya di MPL ID S14 dan Sebut Ada Tiga Tim yang di Bawah RBL

CEO Rebellion Esports, Jonathan Yuwono, berbicara banyak hal, mulai dari rosternya di MPL ID S14 hingga sebut ada tiga tim yang di bawah RBL.
Rebellion Esports memang menjadi salah satu tim yang tidak lolos ke babak Playoff MPL Indonesia Season 13 kemarin. Pasalnya, kekalahan mereka dari Geek Fam di hari terakhir Regular Season, membuat Audycs dan kawan-kawan gagal melanjutkan perjalanan ke Playoff.
Terbaru, CEO Rebellion Esports, Jonathan Yuwono, berbicara banyak hal mengenai persiapan timnya untuk MPL Indonesia Season 14. Mulai dari roster hingga sebut ada tiga tim yang di bawah RBL.
Soal Roster yang Kini Diisi oleh Pemain Berpengalaman di MPL dan Masih Menggunakan Line-up Full Indonesia

Kepada GGWP saat ditemui secara online di wawancara pre-season MPL ID S14 pada Rabu (7/8) kemarin, Jonathan Yuwono, berbicara mengenai roster RBL untuk MPL Indonesia Season 14.
“Aku merasa, season 13 memang kurang memuaskan untuk Rebellion Esports. Cuma, setiap kali ada kegagalan, kita selalu ada perbaikan sama tim. So, kita merasa memang season ini, season pertama dalam sejarah Rebellion Esports, semua pemainnya punya pengalaman dalam MPL,” ucapnya.
Ya, di musim-musim sebelumnya, RBL memang selalu menghadirkan pemain muda yang belum pernah bermain di MPL. Namun di musim ini, ia mengumpulkan pemain-pemain yang sudah punya pengalaman di liga tertinggi Mobile Legends Indonesia tersebut.
“Ini pertama kalinya RBL punya pemain yang semuanya berpengalaman di MPL,” lanjutnya.

Menurutnya, pemain yang sudah punya pengalaman di MPL maka bakal lebih cepat dan mudah untuk bonding dan membangun chemistry tim.
“Menurut aku, sangat penting untuk pemain saling menyukai satu sama lain, itu nomor satu. Jadi aku merasa, mungkin season-season sebelumnya, chemistry-nya, bonding-nya, mungkin, kurang maksimal.”
“Aku merasa, kalau kita punya pemain yang sudah ada pengalaman di MPL atau di pro scene, dan masih cukup muda, karena Matt walaupun dia sudah main di MPL Indonesia atau Malaysia cukup berapa season, dia masih berumur 20 tahun. Jadi dia sebenarnya mulai di pro scene di umur 16 tahun. Jadi aku merasa sangat penting untuk semua pemain dalam satu range umur, dan sangat penting untuk saling sukai satu sama lain.”
“Jadi ya, aku merasa kalau semuanya mempunyai pengalaman di MPL itu, lebih cepat dan lebih mudah untuk mereka bonding,” jelasnya panjang lebar.
CEO Rebellion Esports Ungkap Pemain Indonesia Masih Jadi yang Terbaik dan Sebut Ada Tiga Tim di Bawah RBL

Di kesempatan itu, Jonathan juga mengungkapkan kalau pemain Indonesia masih jadi yang terbaik. Sehingga, ia masih belum memasukkan pemain asing ke dalam susunan roster timnya.
“Aku pribadi tetap merasa, pemain Indonesia tetap pemain yang terbaik. Kalau kita ngomong liga lain dalam Asia Tenggara, menurut aku liga MPL Indonesia itu tetap liga terkuat, top to bottom-nya.”
“Cuma memang, kalau misalnya kita ngomong liga Malaysia atau Filipina, memang itu mungkin ada tim teratas yang mungkin lebih kuat dari tim Indonesia. Tapi secara keseluruhan, aku tetap merasa pemain Indonesia masih bisa dan terbaik,” tambahnya.

Ia juga menyebutkan target Rebellion Esports di MPL ID S14, di mana, tak ada alasan untuk timnya nggak lolos ke Playoff. Apalagi menurutnya, ada tiga tim yang di bawah Rebellion, based on performance.
“Target, tidak ada alasan RBL tidak bisa lolos ke Playoff, itu nomor satu. Karena saya pikir, season lalu pun sebenarnya tidak ada alasan (untuk nggak lolos). Makanya season ini ada perubahan yang menurut saya cukup drastis.”
“So, season ini nggak ada alasan kita nggak bisa lolos Playoff. Karena aku merasa ada tiga tim yang cukup jelas di bawah kita. Cuma, kalau masuk ke playoff, tujuan kita adalah untuk bisa bersaing dan mudah-mudahan bisa lolos ke grand final,” tutup CEO Rebellion Esports, Jonathan Yuwono.