Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Dedi Mulyadi Sebut Siswa yang Ketagihan Main MLBB Masuk Barak Militer

Dedi Mulyadi Sebut Siswa yang Ketagihan Main MLBB Masuk Barak Militer.jpg
Sumber: Smart/WheninManila
Intinya sih...
  • Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, menyebut siswa ketagihan main Mobile Legends bisa menjalani pendidikan militer di barak.

Dilansir dari beragam media online Tanah Air, Dedi Mulyadi, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat (Jabar), menyebutkan kalau siswa yang ketagihan main Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) bisa menjalani pendidikan militer di barak.

Sebelumnya, Dedi memang sempat menyebut soal rencana mendidik siswa Jabar yang bermasalah di barak militer. Adapun rencananya pendidikan tersebut akan berlangsung selama enam bulan, atau setahun.

"Bisa enam bulan, bisa setahun. Tetapi tetap belajar seperti di sekolah," ujar Dedi di sela rapat bersama Komisi II DPR RI, Jakarta, pada Selasa (29/4) kemarin, seperti yang dilansir dari laman IDN Times.

Pada kesempatan itu, ia juga menyebutkan kriteria siswa bermasalah yang akan menjalani pendidikan militer tersebut. Salah satunya adalah siswa yang ketagihan main game Mobile Legends.

Dedi Mulyadi: Siswa yang Ketagihan Main MLBB Masuk Barak Militer

Dedi Mulyadi Sebut Siswa yang Ketagihan Main MLBB Masuk Barak Militer 1.jpg
Sumber: CNN Indonesia

Dilansir dari laman Kompas, Gubernur Jawa Barat tersebut menyebutkan sederet kriteria siswa bermasalah yang akan menjalani pendidikan militer di barak.

"Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main (game) Mobile Legends. Yang kalau malam, kemudian bangunnya mau sore," ujarnya.

Dedi juga menjelaskan kalau siswa bermasalah yang akan masuk ke barak adalah mereka yang suka melawan orang tua dan melakukan pengancaman, hingga kerap membuat ribut di sekolahnya.

"Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, (tapi) ke sekolah nggak nyampe," tuturnya lagi.

Sebagai informasi, Dedi Mulyadi memang sebelumnya sudah berencana untuk 'menyekolahkan' siswa nakal di Jabar untuk dididik militer pada 2 Mei 2025 mendatang. Adapun peserta program ini akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua. Namun, prioritasnya adalah siswa yang sulit dibina, atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas, atau tindakan kriminal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Valya Annisya
EditorValya Annisya
Follow Us