Menanggapi pertanyaan tersebut, Pádua menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah dipertimbangkan dengan hati-hati terkait keadaan permainan saat ini.
Pádua juga menekankan perlunya perombakan operasional yang signifikan dalam ekosistem Dota 2 agar dapat mendapatkan kembali daya tarik bagi organisasi esports yang lebih besar.
“Saya percaya bahwa DOTA 2 perlu mengalami perombakan operasional yang efektif untuk menjadi menarik kembali bagi organisasi besar,” kata Pádua di Twitter.
Lebih lanjut, Pádua menjelaskan bahwa ekosistem permainan telah sangat menyukai pemain, memberikan gaji tinggi, dan kumpulan hadiah yang substansial, tetapi sekaligus menempatkan tim di latar belakang.
Hal ini, pada gilirannya, telah menyebabkan penurunan investasi, penurunan kehadiran acara, dan dampak negatif yang semakin besar pada keseluruhan adegan.
“Ekosistem permainan menyukai pemain, tetapi telah menempatkan tim di latar belakang. Investasi menurun, kehadiran menurun, dan dari situ masalahnya akan semakin besar,” jelas Pádua.
Saat ini, Furia Esports tetap berkomitmen pada divisi yang sudah ada, termasuk Counter-Strike: Global Offensive, League of Legends, Rocket League, Valorant, Rainbow Six Siege, Apex Legends, dan Super Smash Bros.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan Dota 2, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP di @ggwp_esports!