EKSKLUSIF: GGWP dan Esports Charts Membahas Viewership M6

GGWP dan Esports Charts kembali berkolaborasi untuk menyajikan laporan viewership M6 World Championship, beserta dengan analisisinya.
Sebelumnya, Esports Charts melaporkan bahwa M6 merupakan salah satu turnamen esports terbesar yang ada di tahun 2024 ini.
Dalam beberapa aspek, M6 bersaing ketat dengan turnamen puncak League of Legends, Worlds 2024, pada posisi 5 besar.
Meski demikian, statistik penonton M6 nampak berada di bawah ekspektasi. Terdapat rekor baru, namun secara keseluruhan angkanya kurang menggairahkan.
GGWP duduk bersama Lead Esports Editor Esports Charts Alexey Borisov, untuk membaca arti dari angka viewership yang berhasil didapatkan oleh M6.
Bahasan viewership M6 dari GGWP dan Esports Charts
1. Pengaruh Swiss format pada M6

Berdasarkan data dari Esports Charts, M6 World Championship mendapatkan 4,1 juta peak viewer, dan 85 juta jam ditonton dalam durasi penayangan 120 jam.
Dari sisi jam ditonton, M6 menjadi M Series paling populer karena mengalahkan rekor M5. Namun dari sisi peak viewer, M6 belum bisa mengalahkan M5 dan bahkan M4.
Perubahan ke dalam Swiss format bisa dikatakan punya faktor di balik hasil ini. Namun menurut Alexey Borisov, punya keuntungan yang tidak bisa diukur dengan data tersebut.
“Menurut kami, Swiss format lebih cocok untuk turnamen esports, jika dibandingkan GSL format yang sebelumnya dipakai di M Series,” ujar Borisov.
Ia melanjutkan, Swiss format memberikan tim 3 kesempatan bertanding sebelum benar-benar gugur dari fase awal, dan untuk menghapus konsep “grup neraka.”
“Kelebihan tersebut tidak hanya membuat turnamen lebih kompetitif, namun juga memperkaya pengalaman menonton dengan lebih seimbang,” lanjut Borisov.
2. RRQ Effect dan dampaknya buat M6

Satu lagi alasan kenapa angka viewership M6 tidak sebesar prakiraan adalah karena RRQ Hoshi tidak mencapai babak grand final.
3 dari 5 top match M6 berdasarkan peak viewer didominasi oleh pertandingan RRQ Hoshi. Fakta ini juga diamini Borisov yang menyebut RRQ Effect tidak boleh diremehkan.
“RRQ adalah tim paling populer dalam game (MLBB) dari angka streaming, dan performa mereka berpengaruh pada metrik penonton keseluruhan sebuah turnamen,” paparnya.
“Hal ini menunjukkan seberapa kuat fanbase mereka dan seberapa besar pengaruh yang mereka miliki terhadap sebuah turnamen,” tambah Borisov.
3. Betulkah M6 (dan esports MLBB) di-carry Indonesia?

Popularitas RRQ sendiri merupakan secuil dari fenomena menarik di scene MLBB global. Benarkah bahwa angka viewership turnamen MLBB di-carry oleh penonton Indonesia?
“Jika dibandingkan dengan M5, penonton berbahasa Indonesia berkembang 2%, dengan total 54% dari keseluruhan penonton M6,” papar Borisov.
“Selain itu, engagement rata-rata penonton Indonesia berdasarkan jumlah rata-rata penonton melesat hingga 57% dibandingkan dengan M5,” sambungnya.
54% dari keseluruhan penonton M6 bukan angka yang sedikit. Animo fans Indonesia di M6 membuktikan bahwa Indonesia adalah audiens MLBB terbesar di dunia.
Meski demikian, Borisov tidak ingin mengerdilkan kontribusi penonton di luar Indonesia yang turut berkontribusi membuat MLBB bersaing ketat dengan LoL dari sisi viewership.
“Meski Indonesia memimpin (angka viewership) negara SEA lain secara kolektif mencakup sepertiga dari total penonton M6,” ungkap Borisov.
“Tanpa dukungan mereka dan penonton regional lain, angka penonton yang berhasil didapatkan M6 ini tidak mungkin diwujudkan,” paparnya.
4. Cuma 5 game, grand final kurang greget?

Kembali ke angka viewership M6, satu lagi alasan di balik angka peak viewer yang bisa dikatakan kecil adalah faktor grand final.
Fnatic ONIC PH mampu memenangkan babak grand final hanya dalam 5 game saja, dari total 7 game yang bisa dimainkan.
Borisov menjelaskan, karena FNOP bermain sangat mendominasi, excitement yang dihasilkan di grand final M6 terasa kurang dibandingkan M5.
“Grand final M5 tahun lalu merupakan pertandingan yang menegangkan karena berjalan 7 game penuh dan menghasilkan engagement tinggi dari fans,” ujar Borisov.
5. Kesimpulan

Angka viewership M6 mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi awal. Ia mampu mengalahkan M5 dalam beberapa aspek, namun tidak dengan angka yang menonjol.
Seperti yang sudah kita bahas di atas, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, baik dari Swiss format, grand final yang pendek, hingga eliminasi RRQ Hoshi.
“Gabungan dari faktor-faktor kecil di atas jadi alasan yang membuat M6 belum bisa memecahkan rekor baru,” ungkap Borisov.
Ia melanjutkan, beberapa regional seperti Indonesia dan Mekong punya aktivitas streaming yang tidak semasif M5, sehingga memiliki dampak meskipun kecil.
Borisov menutup bahwa ada beberapa cara yang bisa dijajaki untuk meningkatkan angka viewership M6, yang mana cara ini sudah dilakukan di M6.
“Salah satu cara yang dijamin bisa meningkatkan reach turnamen apapun adalah dengan menambah restreamer yang bisa membawa audiens mereka,” pungkas Borisov.