Dok. Instagram/Bigetron Esports
1. Kurangnya Konsistensi dalam Performa
Meskipun memiliki roster yang kuat, Bigetron masih sering mengalami inkonsistensi dalam performa mereka. Terkadang mereka tampil dominan, tetapi di pertandingan lain terlihat kesulitan dalam mempertahankan keunggulan.
Kerap mereka sangat sulit untuk mendapatkan game ketika tidak bisa mendapatkan objektif yang mereka inginkan di awal game.
2. Adaptasi dengan Jungler Baru Anavel
Masuknya Anavel tentu akan membuat tim perlu kembali untuk beradaptasi. Mereka sudah terbiasa akan bermain bersama Kenn, namun kali ini ada Anavel sebagai jungler lainnya.
Dia juga diprediksi akan menjadi line-up utama karena Kenn yang inkonsisten belakangan ini. Jika gagal untuk beradaptasi bukan tidak mungkin mereka akan kesulitan.
3. Kenn yang Naik Turun
Jika Anavel tidak bisa beradaptasi dengan baik bukan tidak mungkin Bigetron Esports masih andalkan Kenn sebagai jungler mereka. Namun performa Kenn bisa dibilang tidak stabil dan kerap jadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan lawan-lawannya.
Perubahan meta yang ada juga membuat Kenn nampak kesulitan untuk mengeluarkan performa yang maksimal.
Kita tahu bahwa Kenn sangat lihai dengan Fanny namun hero tersebut masuk jajaran top ban untuk saat ini. Hero Assassin lain belum bisa sepenuhnya nyaman digunakan dan pilihan kembali di hero-hero Fighter maupun Tank yang kadang bermunculan.
4. Trio Mid Baru yang Perlu Chemistry
Kepergian Kyy dan digantikan oleh Light memang membuat Bigetron Esports solid untuk Roam dan Gold. Di mana Light dan Emann pernah bermain bersama di RSG PH.
Namun ini membuat trio mid mereka kembali baru apalagi dengan kehadiran Anavel. Mereka harus adaptasi agar membuat tim mereka kompak dan bisa unggul di early game. Chemistry yang baik dari trio mid tentu akan membuat permainan akan menjadi lebih mudah dan bisa mengungguli untuk objektif pertama seperti Turtle.
5. Track Record Bigetron dengan Pelatih PH
Jika menarik ke belakangan Bigetron Esports bisa dikatakan punya track record dengan pelatih Filipina, sebut saja PauloExpert dan Vren.
Kali ini mereka datangkan E2Max sebagai pelatih dari Filipina terbaru. Dia memang memiliki kualitas saat jadi pemain karena pernah menjadi juara di Execration di MSC 2021 ketika bermain sebagai midlaner.
Namun sebagai pelatih bisa dibilang belum teruji karena belum maksimal dan memberikan hasil terbaik di Smart Omega. Ini juga jadi pembuktian dari E2Max untuk bisa memberikan yang maksimal karena Bigetron punya roster yang bagus namun kerap mengalami kesulitan di playoff.
Bigetron Esports di MPL ID S15 memiliki potensi besar untuk bersaing di papan atas. Dengan datangnya Anavel dan Light ke dalam tim. Namun, mereka juga harus bekerja keras untuk mengatasi kelemahan yang ada seperti chemistry serta adaptasi dengan pemain baru agar bisa tampil lebih konsisten dan kompetitif.