Sejak ONIC Esports menjadi juara MPL Indonesia season 12, tidak sedikit streamer bahkan player khususnya dari Filipina yang menyinggung MPL Indonesia dengan kalimat “Indo digendong PH”.
Pernyataan tersebut sontak mengundang reaksi dari player, streamer, hingga komunitas MLBB Indonesia yang bukan hanya kontra tetapi juga pro dengan pernyataan tersebut.
Pro dan kontra memang tidak bisa dielakkan. Namun menurut penulis, cobalah lihat dari sudut pandang olahraga professional, apakah pernyataan tersebut tepat atau tidak.
Menurut hemat penulis, pernyataan tersebut tentu tidak berlaku jika melihat skena olahraga professional. Penulis lebih sepakat dengan pernyataan pak AP yang mengatakan bahwa kehadiran Kairi dan Yeb merupakan formula yang tepat untuk ONIC Esports.
Sebagaimana olahraga konvensional lainnya, kala Barcelona jadi klub terkuat di era 2010-an, kala itu Messi bukanlah pemain yang menggendong tim. Ada otak di Xavi dan Iniesta, tembok di Puyol dan Pique, hingga ketajaman David Villa, serta kehadiran pemain lainnya.
Dari pro dan kontra yang hadir, ada satu hal yang sebenarnya lebih menarik untuk disoroti, dan hal tersebut juga disampaikan oleh pak AP ketika penulis mewawancara pada akhir pekan lalu di sebuah café di bilangan Jakarta Barat.
Dalam wawancara tersebut, pak AP mengatakan, “Sekarang ini MPL Indo adalah liga yang paling panas, bukan hanya di Asia Tenggara, di seluruh dunia, in terms of viewerships dan lain-lain. Itu fakta. Jadi kalau misalnya ada pemain PH yang tidak mau main di liga paling panas ya terserah. Tapi jangan salahin kalau ada satu dua pemain PH yang sukses di Indonesia, dan seolah-olah dibantuin oleh satu negara atau satu ras.”
Penulis setuju dengan pernyataan bahwa MPL Indonesia adalah liga yang paling panas, apalagi melihat viewerships hingga pembahasan yang terkait liga maupun tim-tim hingga pemain yang bertanding di MPL Indonesia.
Ibaratnya, perhatian akan besar ke sesuatu yang besar. Jadi ketika ada pemain PH yang memberi perhatian ke apa yang terjadi di MPL Indonesia, itu adalah bukti bahwa MPL Indonesia lebih besar dan lebih seksi untuk dibahas dibandingkan MPL regional atau negara lainnya.
Namun tentunya MPL Indonesia maupun tim-tim serta komunitas Mobile Legends di Indonesia tidak boleh terbuai dengan status sebagai liga yang paling panas, termasuk juga dalam hal menyikapi pro dan kontra yang terjadi.
“Perihal ada sindiran dan ini dari PH ya wajarlah. Masa ngomongin MPL Singapura tau Malaysia, ya pasti nyenggol Indo lah. Kenapa? Ya biar naik. Jadi jangan terlalu baper, jangan terlalu cepat naik darah dengan hal-hal kayak gitu.”
Bahkan jika memang masih saja menerima sindiran sebagaimana kalimat “Indo digendong PH” dalam konteks ONIC Esports sebagai juara MPL Indonesia, kita sebagai komunitas harus bisa melihat angle lain dimana MPL Indonesia disoroti oleh komunitas dari negara lain, karena panasnya dan besarnya antusias akan MPL Indonesia itu sendiri!