Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Kritik Donkey untuk RRQ Hoshi di M4: "Terlalu Gampang Ditebak"

Salah satu founder GPX Esports, Yurino “Donkey” Putra Angkawidjaja, memberikan kritik untuk RRQ Hoshi, sebagai salah satu tim yang mewakili Indonesia di M4 World Championship.

Kritik tersebut disampaikan Donkey ketika hadir sebagai bintang tamu di episode terbaru Empeshow yang tayang di YouTube Jonathan Liandi pada Jumat (6/1/2023).

Donkey yang pernah menjuarai M1 World Championship bersama tim EVOS, menilai RRQ Hoshi punya kekurangan yang bisa jadi penghambat mereka dalam merebut piala M4.

 

 

Kritik Donkey untuk RRQ Hoshi di M4

Hadir di episode terbaru Empeshow, Donkey memberikan kritik untuk RRQ Hoshi yang jadi salah satu tim perwakilan region Indonesia di kejuaraan dunia Mobile Legends, M4.

Menurut Donkey, RRQ Hoshi menampilkan gameplay yang mudah ditebak lawan. Itu sebabnya, Donkey menilai RRQ butuh pemain seperti Lemon yang bisa memberikan kejutan.

“Aku merasa RRQ punya potongan yang hilang untuk menjadi juara M Series, yaitu harus mempunyai pemain kayak Lemon, yang bisa tiba tiba melakukan sesuatu yang luar biasa, yang musuh tidak bisa membaca,” kata Donkey kepada Lius Andre, KB, dan Jonathan Liandi.

 

“Aku melihat RRQ selama memainkan Clayyy dari MSC itu permainannya terlalu gampang ditebak. Aku udah tau, intinya RRQ initiate itu pasti nunggu siapa, nunggu Vyn. Kita tinggal liatin Vyn aja, RRQ pasti mati,” tambahnya.

YouTube Jonathan Liandi
YouTube Jonathan Liandi

 

Meski begitu, Donkey mengakui Clayyy telah menampilkan performa yang rapi, yang membawa RRQ Hoshi memenangkan match melawan RSG Singapore (RSG SG) di babak Group Stage.

Namun menurutnya, tim Raja dari Segala Raja perlu meningkatkan penguasaan map dan makro mereka, selain menghindari gameplay yang terlalu mudah ditebak.

“Menurutku RRQ terlalu textbook banget gameplay-nya. Saran aku buat RRQ, selama ini aku lihat RRQ secara marko justru masih kurang, karena mereka masih belum mengerti tentang penguasaan map, ONIC lebih ngerti justru, bukan aku pro ya,” kata Donkey.

 

“Selama ini aku lihat RRQ selalu kalahnya seperti itu. Musuh udah bisa nebak, ‘Oh ini Mas Valdi (R7) udah menang rotasi, yaudah mereka pasti mau siap-siap berlima mau ngehajar, kita tinggal mundur dikit, mereka enggak akan dapat apa-apa’,” jelasnya.

RRQ Hoshi ketika melawan Occupy Thrones di babak Group Stage M4 World Championship, Senin (2/1/2023). Foto: GGWP.ID
RRQ Hoshi ketika melawan Occupy Thrones di babak Group Stage M4 World Championship, Senin (2/1/2023). Foto: GGWP.ID

 

Untuk bisa tampil maksimal di M4 dan merebut gelar juara dengan menghadapi tim-tim lawan dari berbagai region, Donkey menyarankan RRQ untuk meningkatkan penguasaan map serta menghindari gameplay yang monoton.

“Mereka (RRQ) menang harus dari set-up, terus dari kill, atau dapat sesuatu. Padahal menurutku Mobile Legends kalau mau next level, harus penguasaan map, yang mengurung musuh enggak bisa keluar,” kata Donkey.

 

“Menurutku RRQ selama ini terlalu mengandalkan set-up teamfight, ini PR untuk RRQ. Menurutku ya, belum tentu benar, tapi ini yang aku lihat, terlalu monoton,” tutupnya.

YouTube Jonathan Liandi
YouTube Jonathan Liandi

 

Ikuti terus informasi terbaru dan terupdate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID!

 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rien
Editorrien
Follow Us