Saat Vren ditanya apa alasan dirinya menyebut pertemuan pertama dengan ONIC itu hanyalah tes ping bagi dirinya, ia pun memberikan jawabannya.
Menurutnya, tujuan utama dari pertemuan pertama ONIC dan AP.Bren adalah untuk mengetahui strategi yang dimiliki oleh tim Landak Kuning tersebut.
Mantan pelatih Bigetron Alpha ini pun menjelaskan, kekalahan mereka di Final Upper Bracket itu bukan menjadi masalah.
Justru mereka jadikan sarana untuk memahami bagaimana gameplay yang akan ONIC gunakan.
Saat kalah di pertemuan sebelumnya, Vren menganggap itu hanya bagian dari strategi timnya. Dengan begitu, ONIC tidak bisa benar-benar memahami gameplay dari AP.Bren.
Hal ini tentu menjadi sebuah keuntungan yang tidak boleh dilewatkan oleh tim AP.Bren.
“Iya, itu beneran cuma ping test, karena kami tidak menunjukkan apapun. Sementara ONIC mengeluarkan beberapa kartunya, seperti Gusion.
Aku bilang kepada para pemain untuk menang di Lower Bracket dan bertemu ONIC dengan gameplay yang berbeda,” jelas Vren.
Source: thegame-onemega.com
Benar saja, AP.Bren mampu beradaptasi dan mempelajari gameplay ONIC dengan baik, sehingga mereka jadi jauh lebih siap untik menghadapi serangan yang diberikan oleh tim ONIC.
Dengan hasil yang diraih AP.Bren ini, membuktikan bahwa pernyataan Vren tentang “tes ping” bukan gurauan semata.
Meski begitu, pertandingan antara ONIC dan AP.Bren di babak Grand Final ini menjadi pertarungan yang sangat menarik.
ONIC pun harus mengakui keunggulan AP.Bren dan merelakan gelar juara dunia ini pada tim tuan rumah tersebut.