Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
Pemain ONIC ID dan ONIC PH bersalaman setelah match juara 3 MSC 2025 selesai. (Dok. Esports World Cup)
Pemain ONIC ID dan ONIC PH bersalaman setelah match juara 3 MSC 2025 selesai. (Dok. Esports World Cup)

Intinya sih...

  • Dalam konferensi pers, head coach ONIC ID Yeb dan head coach ONIC PH Ynot mengaku perbedaan di scrim dengan turnamen tidak kentara.

  • Rasa indifference antara turnamen official dengan scrim juga bisa dirasakan dari sisi strategi. Kedua coach mengaku tidak punya pendekatan khusus untuk mempersiapkan match ini.

  • Meski pada akhirnya ONIC PH kelaur sebagai juara ketiga MSC 2025, kedua tim pulang dengan senang karena telah mengakhiri perjalanan mereka dengan menyenangkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Babak juara ketiga antara ONIC ID melawan ONIC PH di MSC 2025 di Esports World Cup 2025 menjadi pembukaan yang seru untuk babak grand final.

Pasalnya, kedua tim berasal dari organisasi yang sama, serta memiliki hubungan erat di dalam dan di luar turnamen resmi.

Kedua tim senantiasa melakukan scrim dan pemusatan latihan bersama, sehingga kesolidan antara para player sangat erat.

Bahkan saat bertanding di MSC 2025 pun, player ONIC ID dan PH bermain lepas dan sering tertawa satu sama lain.

Meski kesannya tidak serius, kedua tim bertanding dengan total dan saling beradu strategi.

Bagaimana pengalaman ONIC ID dan ONIC PH bertanding scrim di panggung global? Simak wawancara dengan kedua tim di bawah ini.

1. ONIC ID vs ONIC PH, scrim berhadiah USD 100 ribu

Coach Ynot menyebut match juara 3 sebagai scrim berhadiah. (Dok. Esports World Cup)

Dalam konferensi pers, head coach ONIC ID dan VP Esports ONIC Esports Yeb mengaku perbedaan melawan ONIC PH di scrim dengan turnamen tidak kentara.

"Sebenarnya nggak ada perbedaan besar saat kita scrim dengan saat bertanding di turnamen," kata Yeb.

Hal yang sama juga dibenarkan oleh head coach ONIC PH, Ynot, dalam momen terpisah. Ia menuturkan satu kejadian menarik saat match berlangsung.

"Tadi di game 5 kita tertinggal, dan anak-anak melakukan shot call seperti yang mereka lakukan ke Kairi. Saat itu mereka tertawa meskipun tertinggal jauh. Itulah yang kita rasakan sehari-hari saat melakukan scrim dengan ONIC ID," kata Ynot. "Kami menganggapnya seperti scrim berhadiah 100 ribu Dolar."

2. Adakah perbedaan strategi?

Coach Yeb membiarkan anak-anak bermain lepas dan have fun. (Dok. Esports World Cup)

Rasa indifference antara turnamen official dengan scrim juga bisa dirasakan dari sisi strategi. Kedua coach mengaku tidak punya pendekatan khusus untuk mempersiapkan match ini.

"Kita tahu bagaimana mereka bermain, dan mereka tahu bagaimana kita bermain. Untuk draft, Yeb tahu apa yang akan aku ambil, aku juga tahu apa yang akan dia pick. Jadi sisanya tergantung para player bagaimana mereka mengeksekusi hero yang sudah dipilih," terang Ynot.

"Kalau boleh jujur, karena kemarin kita kalah (lawan SRG), untuk match kali ini kami nggak punya banyak waktu untuk membuat strategi. Tapi intinya sih, kita ingin menikmati match ini, pokoknya enjoy aja," papar Yeb sebelumnya.

Meski pada akhirnya ONIC PH kelaur sebagai juara ketiga MSC 2025, kedua tim pulang dengan senang karena telah mengakhiri perjalanan mereka dengan menyenangkan.

Editorial Team