Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

ONIC Listi Ungkap Tiga Masalah Umum yang Dialami Atlet Esports

Psikolog Performa, Listiyani Siegit atau yang dikenal sebagai ONIC Listi, mengungkap tiga masalah yang umum dialami para atlet esports.

Listi sudah lebih dari tiga tahun berkarier sebagai psikolog di industri esports Indonesia. Berawal dari tim Bigetron, ia kini di ONIC.

Tim yang dididiknya terbukti mengalami peningkatan performa. ONIC sang Raja Langit bahkan dapat tiga gelar juara berturut-turut.

 

 

3 Masalah Umum yang Dialami Atlet Esports Menurut ONIC Listi

ONIC Esports juara ESL SPS S3 2023 MLBB. Foto: ESL

ONIC menjadi salah satu tim esports di Indonesia yang serius dalam berinvestasi pada pemain mereka. Salah satu caranya adalah menyediakan psikolog.

Sejak MPL ID S9, Listiyani Siegit didapuk sebagai Psikolog Performa di tim Landak. Sejak itu pula, ONIC menunjukkan peningkatan performa.

ONIC dapat gelar juara berturut-turut pada MPL ID S10 dan MPLI 2022. Meski berakhir di posisi ke-4 di M4, ONIC kembali bangkit dengan menjuarai MPL ID S11, MSC 2023, dan ESL SPS S3 2023 MLBB.

 

 

Baru-baru ini ONIC Listy jadi bintang tamu di Empeshow yang diunggah di YouTube Jonathan Liandi pada Selasa (25/7/2023). Dalam video itu, ia membeberkan tiga masalah yang umum dihadapi pro player.

Kendala pertama yang kerap dialami seorang atlet esports menurut Listi adalah performa yang stuck. Sayangnya, player kerap kali tidak mengetahui akar dari masalah mereka tersebut.

“Banyak yang kayaknya mereka gak tahu masalahnya apa, tapi kelihatan di performance-nya stuck. Kayak kalah kalah terus, atau enggak bisa melebihi limit-nya sendiri,” cerita Listi kepada Jonathan Liandi.

“Tugasku membantu mereka lebih aware sama diri mereka. Kalau sudah naik level, mereka bisa ngomong ke aku problem-nya apa,” tambahnya.

Sumber: YouTube Jonathan Liandi

Masalah kedua yang juga menjadi pekerjaan rumah untuk pro player dan tim esports agar tetap memiliki performa baik adalah dampak hujatan dari warganet. Ini lebih mempengaruhi player baru dibanding yang sudah senior.

“(Masalah player) yang pertama kali kena (hujatan) netizen. kalau yang veteran mungkin udah kebal,” ucapnya tertawa.

Terakhir adalah perselisihan antar anggota tim. Jika dibiarkan, ini tentu mempengaruhi chemistry dan performa tim di kompetisi. Menurut Listi, konflik ini sangat wajar terjadi. Jika diselesaikan dengan baik, konflik antar anggota tim malah bisa jadi penguat.

Sumber: YouTube Jonathan Liandi

“Satu lagi, problem paling umum adalah dengan tim sendiri. kadang ada yang gak suka, atau tersinggung sama siapa. Itu salah satu paling sering,” kata Listi.

“Di semua tim pasti ada. Cuma bedanya bagaimana kalian meng-handle itu. Karena problem itu kalau di-solved malah jadi kekuatan, dan bisa membuat lebih dekat juga,” tambahnya.

Hadirnya psikolog di tim esports memang belum umum di Indonesia. Bigetron dan ONIC adalah dua tim yang mempelopori hal ini.

Terbukti, dua tim itu mengalami peningkatan performa ketika memiliki sosok psikolog atau coach mental. Akankah hal ini segera dilakukan tim-tim lainnya?

Ikuti terus informasi terbaru dan terupdate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID!

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us