Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

(OPINI) 3 Penyebab EVOS Legends Gagal ke Playoff MPL ID Season 10

Untuk pertama kalinya, EVOS Legends gagal ke babak Playoff MPL Indonesia. Di akhir babak Regular Season MPL ID Season 10, EVOS hanya mampu menduduki posisi ke-7 klasemen.

Mereka pun harus terdegradasi, bersama dengan Geek Fam yang berada di posisi ke-8. Gagalnya tim Macan Putih ke Playoff musim ini menjadi sorotan para penikmat esports.

Pasalnya, EVOS Legends adalah salah satu tim esports terbesar di pro scene MLBB Indonesia, yang telah menorehkan berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Penyebab EVOS Legends Gagal ke Playoff MPL ID Season 10

Berdasarkan pemantauan penulis, ada beberapa faktor yang jadi penyebab tim esports sebesar EVOS Legends bisa gagal lolos ke babak Playoff di MPL ID musim ini. Mulai dari absennya para pemain senior hingga kecerobohan manajemen tim menjadi alasan.

Meski begitu, alasan sebenarnya dari kegagalan mereka musim ini tentu hanya bisa diketahui oleh anggota EVOS Legends sendiri. Secara umum, ini beberapa alasan yang diperkirakan jadi alasan terpuruknya performa EVOS Legends di MPL ID Season 10.

Absennya Player Berpengalaman

Di MPL ID Season 10, untuk pertama kalinya EVOS Legends tampil tanpa para pemain senior dari squad WORLD. Tiga pemain tersisa dari squad WORLD yang disebut Trio M1 yaitu Luminaire, Rekt, dan Wannn, telah di-farewell jelang MPL ID S10 dimulai.

Tersisa Dreams, Clover, serta Pendragon yang sudah pernah mencicipi panggung MPL ID. Sisanya, line-up EVOS Legends diisi pemain-pemain muda yang berasal dari MDL, seperti Sutsujin, Tazz, hingga yang terbaru Saykots.

Hilangnya nama-nama pemain senior dari roster EVOS Legends ini sejak awal memang sudah membuat ragu para penggemar. Terbukti, absennya sosok berpengalaman di panggung MPL hingga di kejuaraan dunia membuat EVOS seolah hilang arah.

Pressure yang Dialami Pemain

EVOS Legends di MPL ID Season 10. Foto: GGWP.ID

Membela tim dengan reputasi tinggi, para pemain muda di EVOS Legends diperkirakan mendapat tekanan alias pressure yang sangat tinggi. Pressure ini bisa datang dari luar maupun dari dalam diri mereka sendiri.

Pressure dari dalam diri bisa disebabkan tekanan akibat menyandang nama tim yang sudah pernah menjuarai tak hanya liga tingkat nasional, bahkan juga kejuaraan tingkat dunia M1 World Championship.

Sementara itu tekanan dari luar diri bisa berasal dari ucapan manajemen tim termasuk pelatih baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya, coach Zeys yang pernah mengatakan bahwa roster baru dengan sebutan EVOS New Era ini lebih kuat dari Squad WORLD.

Ucapan Zeys kepada media yang akhirnya ia klarifikasi sebagai guyonan semata ini secara tidak langsung dapat menjadi tekanan untuk para pemain baru. Tak hanya Zeys, VP EVOS Esports, DeanKT, juga pernah menyebut target mereka musim ini adalah menjuarai M4 World Championship.

Secara tidak langsung, perkataan-perkataan yang sebenarnya tidak perlu dilontarkan itu menjadi pressure dan beban untuk para pemain muda yang sebenarnya masih memiliki pengalaman minim sebagai professional player.

Tekanan yang dialami pemain sangat mempengaruhi performa di atas panggung, termasuk membuat mereka sulit bermain lepas. Padahal, bermain lepas sering disebut sebagai salah satu formula kemenangan tim esports.

Salah Langkah Transfer Pemain

instagram.com/evosesports

Penyebab selanjutnya adalah kesalahan tim dalam memilih strategi transfer pemain. Meski ditinggal Squad WORLD, sebenarnya EVOS memiliki pemain muda yang cukup berpengalaman yaitu Ferxiic. Namun sayangnya sang Bayi Macan diturunkan ke MDL.

Bersamaan dengan itu, EVOS mendatangkan dua pemain baru yaitu Branz yang merupakan mantan pemain Bigetron Alpha, serta Dlar yaitu pemain asal Filipina yang dulu membela ONIC PH. Kehadiran dua pemain senior ini pun sempat jadi angin segar bagi fans EVOS.

Sayangnya, Branz dan Ferxiic tak kunjung dinaikkan dari MDL ke MPL, sementara Dlar malah diturunkan ke MDL dengan alasan kendala komunikasi. Alasan kendala komunikasi lantaran Dlar masih belum lancar berbahasa Indonesia sebenarnya sulit diterima.

Pasalnya, EVOS bukan satu-satunya tim yang membawa pemain asing di MPL ID musim ini. Beberapa tim lain seperti ONIC Esports, Bigetron Alpha, bahkan Geek Fam, terlihat mampu menyelesaikan masalah language barrier mereka akibat datangnya pemain asing.

Di sisi lain, pemain muda yang dinaikkan dari MDL ke MPL seperti Sutsujin hingga Saykots dinilai gagal memenuhi ekspektasi. Ini sekaligus membuktikan bahwa MDL dan MPL adalah dua panggung dengan tekanan dan tantangan yang sangat berbeda.

Tim harus bijak memanfaatkan slot transfer pemain yang terbatas, dan tidak sekadar menaikkan pemain ke MPL hanya karena terlihat bersinar di MDL. Kesalahan dalam mengambil langkah transfer pemain bisa berasal dari kecerobohan manajemen tim.

Itu dia beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab gagalnya EVOS Legends ke babak Playoff di MPL ID musim ini versi penulis. Sekali lagi, alasan sebenarnya dari kegagalan mereka hanya diketahui oleh anggota EVOS Legends sendiri.

Kegagalan musim ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk mereka bangkit dan meningkatkan performa yang lebih tinggi di musim selanjutnya. Ikuti terus informasi terbaru dan terupdate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rien
Editorrien
Follow Us