Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Pelatnas IESF 2022 Dikritik BTR Razeboy, Ini Jawaban PBESI

Jalur seleksi pelatnas IESF 2022 sudah ditetapkan dan dijalankan, namun penerapannya dikritik oleh beberapa pihak, salah satunya oleh coach dari Bigetron Beta yaitu Razeboy.

Tim kakak dari Bigetron Beta yaitu Bigetron Alpha berhasil tampil baik di Piala Presiden Esports 2022 dan menjadi juara umum. Hal ini memberikan tim yang dilatih Razeboy ini kesempatan untuk berpartisipasi di IESF 2022.

Namun, pemaparan dari Razeboy mengungkap bahwa masih ada beberapa hal yang mengganjal setelah mereka memenangkan PPE 2022. Apakah hal tersebut?

Pelatnas IESF 2022 dikritik Razeboy karena alurnya diubah tanpa pemberitahuan

Curhatan Razeboy seputar pelatnas IESF 2022. (RevivaLTV)

Melalui IG Story, Razeboy mengeluhkan perubahan jalur seleksi IESF 2022 yang tidak disosialisasikan terlebih dahulu. “Dari awal dibuat yang juara 1 Pilpres masuk IESF, terus dirubah lagi jadi ada seleknas lewat jalur A, jalur B, jalur C. Baru ke pelatnas,” tulis Razeboy.

Salah satu jalur tersebut dimenangkan oleh EVOS Esports, sehingga nanti mereka akan bertemu dengan Bigetron Alpha di pelatnas. Namun di pelatnas, tim yang lolos akan bertanding lagi.

“Di pelatnas malah tanding lagi, dan ga dikasih tahu alesannya kenapa diubah-ubah,” lanjut Razeboy.

Menurut PBESI, pelatnas wajib diselenggarakan

Menurut Yohannes Siagian, pelatna sudah jadi kewajiban yang ditetapkan PBESI. (Gamebrott)

Kepala Pelatih Atlet IESF Kepala Deputi Pengembangan Atlet PBESI Yohannes Siagian mengatakan bahwa pelatnas merupakan hal yang wajib dilaksanakan. Hal ini merupakan kewajiban yang ditetapkan oleh PBESI untuk menyambut turnamen internasional, karena ada banyak liga yang diselenggarakan di Indonesia.

Jadi kalau dalam event internasional apapun memang wajib melakukan Pelatnas, ini sesuatu yang menjadi aturan dari kementerian dari atas kita juga, jadi itu sebuah kewajiban karena PBESI dan juga instansi-instansi lain kita wajib melakukan ini gitu,” ucap Yohannes kepada RevivaLTV.

Yohannes juga menjawab isu soal perubahan ketentuan pelatnas. Ia meyakinkan bahwa saat ini format pelatnas tidak akan diubah lagi dari rencana awal PBESI.

Sistem Pelatnas ada sedikit perubahan kecil di akhir, tapi dari awal memang udah lumayan baku formatnya. Cuma mungkin informasi yang diterima dari masyarakat dan komunitas esports sedikit beda dengan apa yang sudah dibranding,” lanjut Yohannes.

Sebagai penutup, ia juga menjelaskan kenapa dua tim yang lolos ke pelatnas akan bertarung lagi dan tidak dilebur jadi satu. Menurutnya, akan sulit untuk membangun ulang chemistry di dalam tim baru mengingat waktu persiapan yang terbatas.

Jadi lantaran seperti itu metode yang dipakai di sini dan sebelumnya, di mana menggunakan tim gabungan susah digunakan karena memang chemistry nya enggak sempet waktunya, jadi kita merencanakan untuk melakukan pengiriman tim utuh menjadi satu tim melalui proses seleksi yang ketat yang mewakili Indonesia,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us