3 Pemain Flop di MPL ID S15 Regular Season, Ada Erlan!

- Flop player ada dari tim-tim yang gagal playoff yaitu NAVI, EVOS dan Dewa
- Erlan kerap kurang konsisten termasuk tragedi "sindrom Moskov gila"
- Aether dan Muezza gagal bawa timnya lolos playoff
MPL Indonesia Season 15 telah menyuguhkan berbagai drama dan kejutan sepanjang regular season. Tidak hanya soal permainan tim dan strategi, namun performa individu dari pemain-pemain pun jadi sorotan tajam. Beberapa nama baru tampil mencuri perhatian, namun ada pula pemain yang justru tampil di bawah ekspektasi. Label “flop” pun tak bisa dihindari bagi mereka yang gagal memberikan dampak besar untuk timnya sepanjang musim.
Di antara banyaknya pemain yang berlaga, tiga nama yang mencuat sebagai pemain paling flop di regular season MPL ID S15 adalah EVOS Erlan, NAVI Aether, dan Dewa Muezza. Mereka datang dengan harapan tinggi, namun justru memberikan performa yang jauh dari kata memuaskan.
1. EVOS Erlan (Goldlaner)

Erlan sempat mencuri perhatian di awal musim dengan permainan agresifnya sebagai goldlaner EVOS. Hero Granger menjadi senjata andalannya dan beberapa kali membuat lawan kelimpungan. Namun ketika tidak menggunakan Granger, penampilan Erlan mulai merosot drastis. Ia tampak kesulitan menjaga posisi dan kalah trade di lane, membuat tim kehilangan momentum penting di early hingga mid game.
Puncak kekecewaan datang ketika Erlan terkena "sindrom Moskov gila" — sebuah istilah yang disematkan fans karena penggunaan ultimate Moskov miliknya justru berujung malapetaka, alih-alih penyelamat. Kesalahan demi kesalahan membuat tim EVOS harus memutar otak, hingga akhirnya memanggil kembali Branz yang rehat untuk menggantikan Erlan pada minggu kelima.
2. NAVI Aether (Jungler)

Aether datang ke NAVI sebagai salah satu jungler muda dengan potensi besar. Sayangnya, performanya di MPL ID S15 justru tidak menunjukkan progres berarti. Ia kerap dimainkan bergantian dengan jungler lainnya, Woshipaul, yang memperlihatkan bahwa tim belum benar-benar percaya penuh pada kemampuan Aether. Dalam banyak kesempatan, Aether bermain terlalu pasif dan gagal mengambil keputusan penting di momen krusial.
Salah satu momen yang jadi sorotan adalah ketika ia menggunakan Yi Sun-shin dan sukses melakukan snowball di early game. Namun meskipun unggul, Aether gagal menjaga tempo permainan, dan NAVI akhirnya harus menelan kekalahan comeback dari Dewa United. Permainannya yang tidak impresif dan kurang inisiatif membuat Aether sulit disebut sebagai jungler andalan tim, apalagi untuk bersaing di level tertinggi MPL.
3. Dewa Muezza (Roamer)

Dewa United cukup aktif melakukan rotasi pemain selama regular season, dan Muezza sebagai roamer menjadi salah satu nama yang mendapat sorotan. Meski sempat menunjukkan permainan solid di beberapa pertandingan awal, konsistensinya menjadi masalah besar. Muezza sering kali gagal menginisiasi team fight secara efektif, dan justru membuat Dewa kehilangan kontrol dalam permainan.
Ketika Dewa United sedang membutuhkan kestabilan untuk mendongkrak performa tim, Muezza justru tampil kurang maksimal. Akhirnya, posisinya pun digantikan oleh Itoshi Kesu pada minggu ke-8, yang justru langsung memperlihatkan sinergi lebih baik dan membawa Dewa meraih kemenangan penting, termasuk atas RRQ Hoshi. Momen ini menjadi titik balik dan juga bukti bahwa Muezza belum siap tampil sebagai roamer utama di MPL.
Label flop mungkin terdengar kejam, namun di dunia kompetitif sekelas MPL ID, performa di atas panggung adalah segalanya. Ketiga pemain ini mungkin datang dengan potensi dan ekspektasi tinggi, tapi hasil di regular season membuktikan bahwa mereka masih harus banyak belajar dan berbenah. Bagi Erlan, Aether, dan Muezza, ini menjadi pelajaran berharga agar bisa bangkit dan membuktikan diri di masa depan—entah itu lewat transfer ke tim lain, atau kembali memperkuat tim lama dengan performa yang lebih matang.