Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Philippines Invasion: Ketika Panggung MPL Indonesia Diserbu Filipina

kairi filipin invasion
kairi (blibli.com)
Intinya sih...
  • MPL Indonesia diserbu pemain dari Filipina dalam "Philippines Invasion"
  • Kairi menjadi sorotan utama dengan membawa ONIC Esports meraih kemenangan di Season 10
  • Jumlah pemain Filipina aktif di MPL Indonesia berkurang menjadi lima orang di Season 15, menimbulkan pertanyaan apakah Philippines Invasion telah berakhir atau hanya jeda sebelum konser dimulai lagi

Kalau kamu penggemar musik, kamu pasti kenal istilah British Invasion. Era ketika band-band asal Inggris seperti The Beatles, The Rolling Stones, dan The Who masuk ke pasar Amerika Serikat dan meledak. Mereka tak hanya menguasai tangga lagu, tapi juga mengubah wajah musik dunia.

Tapi siapa sangka, sejarah serupa pernah (dan sedang) terjadi. Bukan di industri musik, tapi di ranah esports. Bukan dari Inggris ke Amerika, tapi dari Filipina ke Indonesia.

Namanya: Philippines Invasion.

MPL Indonesia Season 10 jadi titik awal "konser" ini dimulai. Bukan konser biasa, melainkan invasi senyap yang datang lewat lima nama dari tanah Filipina: Kairi, Baloyskie, Dlar, Janaaqt, dan Markyyyyy. Mereka seperti boyband debutan yang langsung menarik perhatian. Langsung jadi headline. Langsung dikagumi.

Dan dari semua itu, satu nama mencuat paling tinggi: Kairi. Dengan tenang dan elegan, ia membawa ONIC Esports meraih trofi juara. Penampilannya konsisten, dingin, dan penuh rasa. Layaknya The Beatles yang langsung puncaki Billboard, Kairi menandai dimulainya era baru di MPL Indonesia.

kairi juara.jpg
kairi

Setelah sukses lima besar itu, datanglah gelombang kedua. Tim-tim Indonesia berlomba-lomba menggaet pemain Filipina, Hoping for the next "Kairi", Mencari nada segar yang bisa membawa prestasi.

Di MPL ID Season 13, jumlah pemain Filipina melonjak jadi sembilan orang. Suasana makin ramai, layaknya festival musik dengan line-up internasional. Ada harapan, ada antusiasme, ada keinginan buat mengulang kejayaan.

Tapi seperti lagu yang terlalu sering diputar, Overplay malah bikin bosan. Realita pun mulai tak seindah chorus.

Tak semua pemain Filipina mampu bernyanyi dalam tempo permainan tim Indonesia. Beberapa gagal beradaptasi. Ada yang jarang dimainkan, ada yang hanya duduk sebagai cadangan. Ekspektasi tinggi, tapi chemistry tak terbentuk.

Dan layaknya band baru yang tak laku di album kedua, Beberapa nama pun perlahan menghilang dari rotasi.

Kini di Season 15, jumlah pemain Filipina yang aktif di MPL Indonesia tinggal lima orang. Dan itu pun sebagian besar adalah wajah lama. Kairi dan Baloyskie masih bertahan, tetap mengisi panggung, tetap memberi nada.

Tapi atmosfernya tak lagi sehiruk-pikuk dulu. Tak ada lagi invasi besar-besaran. Mungkin karena para manajemen tim mulai lebih berhati-hati. Atau mungkin… karena lagu itu mulai kehilangan pendengarnya.

Lalu muncul pertanyaan: Apakah Philippines Invasion benar-benar selesai? Atau ini hanya jeda sebelum konser dimulai lagi?

Seperti British Invasion yang melahirkan second wave dengan Blur, Oasis, hingga Coldplay, bisa saja Filipina kembali membawa gelombang baru. Dengan nama-nama baru, gaya main baru, dan nada-nada yang lebih menyatu.

Karena esports, seperti musik, selalu membuka panggung untuk siapa pun yang bisa bikin penonton berdiri dan bertepuk tangan. Dan sampai saat itu tiba, kita hanya bisa menikmati sisa-sisa melodi dari invasi yang sempat mengubah irama Mobile Legends Indonesia.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Jaelani
EditorDoni Jaelani
Follow Us