Tinggal satu game untuk RRQ maju ke babak final, namun ONIC tak mau membiarkan mereka lolos begitu saja. Kedua tim bermain ketat dan secercah harapan muncul bagi ONIC. Lewat sebuah counterattack cepat, ONIC menunda selebrasi RRQ dengan kemenangan 6-12.
Tensi tetap tinggi di game keempat, dimana kali ini ONIC unggul lebih dulu. Momentum tinggi mereka bisa merontokkan turret RRQ dalam waktu singkat. Ditambah pressure dari dua Lord, ONIC bisa samakan kedudukan dengan skor 6-13.
Game terakhir, kedua tim bermain habis-habisan dan saling menyalip keunggulan satu sama lain. Tapi perlahan RRQ mulai menemukan ritmenya dan bisa menghabisi semua turret ONIC. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengeluarkan Lord dalam serangan penentuan. RRQ akhirnya berhasil menyudahi pertandingan dengan skor 7-24.
Diwawancarai setelah match, Clayyy mengaku masih ada kekurangan dari permainan timnya. “Kita agak kurang disiplin di game 3 dan 4,” terang Clayyy.
Jelang grand final besok, Clayyy mengaku siap melawan siapapun, entah itu ONIC Esports maupun Aura Fire yang menjalani musim breakthrough mereka. Terlebih, ia cukup penasaran melawan Aura Fire di grand final.
“Semuanya (pemain Aura Fire) berbahaya, semua di MPL ini jago. (Facehugger) jago, Drian apalagi,” lanjutnya.
Clayyy menutup komentarnya dengan berterima kasih pada RRQ Kingdom. “Dari pertama lawan EVOS Legends sampai lawan ONIC dan final (nanti), makasih banget (dukungannya),” tutup Clayyy.
RRQ akan menanti hasil pertandingan final lower bracket playoff MPL ID S9 untuk mencari tahu siapa lawan mereka di grand final besok. Siapa yang akan menantang mereka?