Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Laga El Clasico Tersaji di Mode Rank, EVOS Legends Kalah Telak 4-0 dari RRQ Hoshi

Laga El Clasico antara RRQ vs EVOS tidak hanya tersedia dalam MPL ID saja, tapi tersaji juga ketika para pemain kedua tim saling bertemu di mode rank game Mobile Legends.

Entah kebetulan atau tidak, sistem ranked Moonton mempertemukan mereka sebanyak empat kali pada Sabtu dini hari (11/9). Tercatat, para punggawa EVOS tidak bisa menang sekalipun dari RRQ.

El Clasico mode rank ini dimaikan para pemain dari kubu EVOS yakni Luminaire, Ferxiic, Antimage, REKT, dan satu orang pemain GPX Esports, yaitu Tenn.

Dari kubu RRQ Hoshi tercatat ada nama Xinnn, Alberttt, Vynnn, Clayyy, dan uniknya tersempil satu nama punggawa EVOS, yakni Clover.

Laga El Clasico RRQ vs EVOS rasa mode rank tampilkan aksi menawan Ling milik Alberttt

Nimo TV/Alberttt

Bukan sebuah rahasia lagi untuk bicara soal sang jungler andalan RRQ Hoshi, Alberttt, yang sangat handal ketika menggunakan hero assassin, Ling.

Diketahui dari live streaming di Nimo TV-nya, Sabtu (11/9) Alberttt catatkan penampilan yang sangat mengejutkan yakni berhasil kill 16 kali tanpa satu pun tersentuh kematian sama sekali.

Bahkan Antimage yang menjadi lawannya di mode rank mengakui kehebatan Alberttt. “Pasti jadi susah sih MPL-nya ada dia (Albrettt) pusing gue ada dia di dunia ini.” ungkapnya.

Nimo TV

Tidak hanya Alberttt, Luminaire pun menyanjung kemampuan Clayyy yang dianggap menyulitkannya sejak MPL Season 7 lalu sebagai midlaner terbaik MLBB di Indonesia.

“Clayyy ini dari season lalu susah banget gue lawan, dia makin jago. Tapi banyak ilmu yang gue bisa dapat dari dia.” katanya dalam live streaming di Nimo TV.

Meski EVOS kalah dari RRQ, ini pesan penting dari Luminaire untuk para penonton!

Walaupun hanya bertemu dalam mode rank, namun tensi permainan memanas usai kedua pendukung saling hujat membela tim idola di kolom masing-masing live streaming pemain.

Menganggapi hal itu, Luminaire mengatakan, “Cuma rank biasa aja, jangan saling hujat. Namanya juga main, kalah ya kalah, biasa aja. Tunjukin sisi dewasa kalian.” ucapnya.

Apa yang dikatakan Luminaire ada benarnya juga. Sebab, seiring dengan berjalannya waktu para pecinta esports harus mengurangi hujatan yang tidak ada manfaatnya.

Dikutip dari lama dosenpsikologi.com, dalam teori fanatisme Winston Churchill, seseorang fanatik tidak akan pernah bisa mengubah pola pikir ke arah sikap yang lebih positif.

Artinya, fanatik tidak akan memberikan keuntungan apapun. Fanatisme dianggap sebagai hal negatif yang membuat pikiran manusia pada akhirnya jadi bahan tertawaan orang lain.

Sehingga lebih baik nikmati saja aksi para pro player RRQ vs EVOS di mode rank. Benar kata Luminaire, kalah menang itu biasa dalam sebuah pertandingan. Jadi santai saja, kawan!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us