Meskipun secara kasat mata tidak begitu terlihat, namun Lius mengaku bahwa setiap musimnya, selalu ada perubahan yang signfikan dari setiap sejarah MPL.
“Kalau dari luar memang tidak terlihat ya, tetapi setiap season MPL kita selalu membuatnya menjadi lebih baik. Contohnya dari segi profesionalisme penyelenggara, rules yang semakin solid dan sempurna, jumlah penonton online pun kita bersyukur banget selalu meningkat dari musim ke musim,” jelas Lius.
Perubahan konsep pun terjadi di MPL Season 3. Moonton membawa scene MPL lebih serius dan prestige dengan menyewa studio TV sebagai venue Regular Season.
Onic Esports, juara MPL Season 3
Alasannya adalah profesionalisme dan menggalakkan aturan yang fair kepada semua tim. Karena ketika bermain, device dan wasit disediakan oleh panitia. Hal ini berlanjut di Season 4 dan Season 5 dimana Regular Season MPL bertempat di venue offline.
Lius menambahkan, “Di season ketiga kita menyewa studio TV untuk menggelar Regular Season. Nah, di Season 4 kita mencari lagi tempat yang lebih luas dan bisa ‘lebih dekat’ dengan penggemar. Akhirnya kita menyewa tempat sendiri, dan melakukan rebrand total menjadi MPL Arena.”
Rebranding ini pun berbarengan dengan adanya “perpindahan tangan” dari Moonton Internasional ke Moonton Indonesia.
“Nah, jadi dari MPL Season 1 sampai 3 itu masih dikerjakan langsung oleh Moonton pusat (red: Moonton Internasional). Lalu pas season 4 itu sepenuhnya di-handle oleh Moonton Indonesia divisi esports-nya,” jelas Lius.
Lius pun menambahkan bahwa di Indonesia sebenarnya terdapat 2 divisi berbeda. Moonton Indonesia yang fokus ke dalam game, dan MPL (bagian dari Moonton Indonesia) yang fokus ke industri esports Mobile Legends di Indonesia.
MPL Arena, venue eksklusif MPL Season 4 dan Season 5
Bertepatan dengan hal itu, MPL pun memperkenalkan sistem franchise league yang sempat ramai jadi perbincangan di dunia maya sebelum memulai musim keempat pada 2019.
Moonton menyebutkan bahwa setiap tim yang ingin ikut jadi peserta MPL Season 4 harus membayar investasi senilai USD1 Juta (sekitar Rp14 miliar). Uang investasi tersebut nantinya digunakan untuk pengembangan seluruh aspek industri esports, khususnya Mobile Legends, di Indonesia.
Lius menjelaskan, “Uang itu sebenarnya punya dua fungsi. Pertama adalah mengikat komitmen tim esports untuk turut meningkatkan kualitas turnamen dan esports scene di Indonesia.”
“Kedua, kita ingin menunjukkan bahwa esports Indonesia itu serius dan profesional. Di negara yang esports-nya sudah maju, sistem franchise league ini adalah hal yang lumrah, dan terbukti bahwa sekarang ranah esports Mobile Legends di Indonesia sudah jauh berkembang. Sekarang ada MDL, MICC, dan sebagainya yang lahir dari uang investasi tim esports peserta MPL.”