Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

EVOS Branz Buka-Bukaan Terkait Penyakit Star Syndrome Pro Player Esports

Melihat banyaknya pemain yang mengalami star syndrome, EVOS Branz beri komentar terkait penyakit yang sering muncul pada pro player esports.

Branz merupakan salah satu pemain veteran dalam roster EVOS Glory.

Ia dan juga DreamS sudah aktif bermain dalam scene profesional MPL Indonesia sejak season 3.

Permainan Branz dari musim ke musim tentu sudah tidak perlu diragukan lagi.

Meski hingga saat ini, ia belum bisa mendapatkan gelar di MPL ID, setidaknya Branz bersama Timnas Indonesia pernah meraih juara di ajang internasional IESF.

Source: oneesports.id

Tidak dapat dimungkiri, menjadi seorang pro player merupakan pekerjaan impian bagi banyak anak-anak.

Bukan hanya terkait pemasukan, tapi juga kesuksesan dan ketenaran yang bisa didapatkan oleh para pemain profesional sangatlah menggiurkan.

Namun, hal yang bisa mereka raih ini juga memberi dampak lain bagi pemain tersebut, salah satunya adalah star syndrome.

Pasalnya, pada rentang usia tersebut dengan pemasukan yang cukup besar, sering menjadikan banyak orang lupa diri.

Star syndrome pun kerap menjadi permasalahan yang muncul di antara para pemain, sehingga performa mereka menjadi kurang maksimal.

Source: oneesports.id

Star syndrome, penyakit pro player menurut EVOS Branz

Di sela-sela playoff MPL ID S13 kemarin, Branz sempat membicarakan mengenai penyakit-penyakit yang muncul di antara para pemain profesional ini.

Star syndrome merupakan suatu hal yang berbahaya, tapi sangat berpotensi untuk dialami oleh semua pemain.

Apabila seorang pemain bisa memberi tampilan yang baik, mendapat sorotan, hingga meraih juara, dirinya akan merasa berada di atas angin.

Perasaan ini bisa muncul secara alami dan bukan merupakan hal yang mudah untuk menekan perasaan tersebut.

Kemenpora Tidak Menutup Kemungkinan Adanya Naturalisasi Atlet Esports

Source: oneesports.id

“Saya pribadi pernah mengalami itu (star syndrome) ketika MPL ID S5. Saat itu merasa di atas, sama teman-teman jadi semena-mena.

Cuma lama kelamaan ketika kita semakin dewasa, semakin sadar diri apalagi kalau performa kita jelek, otomatis performa tim juga jadi jelek.

Pasti lama-lama kita mikir apa yang salah, harus nurunin ego seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia,” tutur Branz.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us