Pada usia 7 tahun, Ixia bertemu dengan Layla dan mencuri buku sainsnya, yang jadi pemicu minatnya yang tak terbendung kepada ilmu pengetahuan.
Setelah bertahun-tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali, dan Ixia akhirnya menceritakan tentang buku yang pernah dicurinya.
Keduanya bersama-sama mencari petunjuk tentang Master Rooney, namun Layla keliru ketika menganggap Ixia sebagai seorang “sand hunter” yang jahat, yang kala itu menuduhnya sebagai penjahat.
Namun, Ixia berhasil memenangkan kepercayaan Layla dan memohon maaf atas kesalahpahaman tersebut.
Ketika mereka mengejar penjahat, Layla dan Ixia menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dalam interogasi.
Layla lebih lembut dan penyayang, sementara Ixia lebih kasar dalam metode pemeriksaannya.
Setelah melalui perjalanan panjang bersama Layla dalam mencari Master Rooney, Ixia mulai memahami bahwa klan Eruditio tidaklah seburuk yang ia bayangkan. Keduanya akhirnya menjadi teman dekat.
Ketika mereka terlibat dalam operasi rahasia, ada momen Layla bertindak sebagai umpan dan Ixia melindunginya dengan diam-diam. Pengalaman ini membuat ikatan di antara mereka semakin kuat.
Pada suatu saat, Ixia mulai mencurigai identitas para cendekiawan Eruditio yang mereka temui, tetapi Layla memperingatkannya untuk tidak membuat tuduhan tanpa bukti yang kuat.
Dikarenakan hal tersebut, hubungan mereka menjadi tegang saat muncul perbedaan pendapat.
Hanya saja, sewaktu Ixia mendapati dirinya diculik, buku yang dicuri pada awal kisah terjatuh dari sakunya yang mana di dalamnya terdapat kata-kata penyemangat yang ditulis oleh Layla.
Sampai pada akhirnya, Layla datang untuk menyelamatkan Ixia, dan keduanya kembali.