Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Transfer Mengecewakan di MPL ID S15 Regular Season,

Worst Transfer.jpg
Worst Transfer (id-mpl.com)
Intinya sih...
  • Transfer terburuk ada pada NAVI, ONIC dan EVOS
  • Ryota pemain impor gagal tampil maksimal setelah jauh-jauh datang ke MPL ID
  • Hanafi dan Swaylow gagal maksimal membawa timnya gagal ke playoff

Bursa transfer di MPL ID Season 15 sempat dipenuhi harapan besar dari para penggemar. Nama-nama baru dan perpindahan pemain dari tim satu ke tim lain diharapkan membawa angin segar dan perubahan positif di tubuh masing-masing tim. Namun kenyataan tak selalu seindah ekspektasi. Sejumlah transfer justru berakhir dengan kekecewaan karena performa pemain yang tidak sesuai harapan, bahkan ada yang harus tersingkir dari roster utama sebelum musim berakhir.

Tiga nama yang menjadi sorotan dalam kategori transfer yang gagal bersinar di regular season MPL ID S15 adalah NAVI Hanafi, ONIC Ryota, dan EVOS Swaylow. Ketiganya sempat digadang-gadang bakal memberi dampak besar, namun justru tampil di bawah standar dan gagal mengangkat performa tim masing-masing.

1. Hanafi – NAVI (Roamer)

NAVI Hanafi.jpg
NAVI Hanafi (instagram NAVI Hanafi)

Hanafi, yang sebelumnya dikenal lewat penampilannya bersama Kagendra, mendapat kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuannya di panggung MPL bersama NAVI. Sayangnya, performa sang roamer jauh dari kata meyakinkan.

Ia tampak kesulitan beradaptasi dengan tempo permainan di level tertinggi dan kerap melakukan kesalahan yang merugikan tim. Alhasil, NAVI pun kesulitan meraih hasil positif dan terjebak di papan bawah klasemen.

Kegagalan Hanafi mengisi peran roamer dengan solid membuat tim akhirnya mengambil langkah drastis. Karss, yang awalnya bermain sebagai explaner, dipaksa mengisi peran roamer demi menambal kekosongan tersebut.

Keputusan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa manajemen sudah kehilangan kepercayaan terhadap Hanafi di posisi utamanya. Sebuah bukti bahwa transfer ini tidak berjalan sesuai rencana awal.

2. Ryota – ONIC Esports (Explaner)

ONIC Ryota.jpg
ONIC Ryota (instagram ONIC Ryota)

Nama Ryota sempat membangkitkan rasa penasaran fans MPL saat ONIC memutuskan memboyongnya dari Filipina. Di awal kedatangannya ke MPL ID, Ryota memang sempat menunjukkan performa menjanjikan dan bahkan membantu ONIC meraih kemenangan penting.

Namun seiring berjalannya waktu, permainan Ryota menjadi tidak konsisten dan kerap kali membuat kesalahan, terutama saat memainkan hero-hero seperti Hilda yang malah “ngevlog” dan gagal memberikan impact dalam team fight.

Penurunan performa Ryota akhirnya memaksa ONIC melakukan rotasi. Posisinya digantikan oleh Lutpi, yang secara mengejutkan tampil lebih stabil dan memberikan warna baru dalam permainan ONIC.

Meski Ryota datang dengan harapan besar sebagai pemain impor, kenyataannya ia belum mampu menunjukkan kualitas yang diharapkan, menjadikan transfer ini salah satu yang paling mengecewakan di MPL ID S15.

3. Swaylow – EVOS (Midlaner)

EVOS Swaylow (2).jpg
EVOS Swaylow (instagram EVOS Swaylow)

Swaylow adalah nama yang cukup dikenal di skena kompetitif MLBB Indonesia. Kepindahannya dari Rebellion Esports (sekarang NAVI) ke EVOS membawa harapan besar agar sang midlaner bisa membantu mempertahankan posisi top 2 untuk EVOS di MPL ID S15.

Namun, kenyataan berkata lain. Sepanjang regular season, Swaylow hanya mampu membawa EVOS meraih satu kemenangan — itu pun melawan mantan timnya sendiri, NAVI.

Penampilan Swaylow dinilai kurang menyatu dengan gaya permainan tim EVOS. Terlihat beberapa kali ia gagal membangun komunikasi yang baik dengan rekan setim, menghasilkan blunder fatal yang berdampak besar pada jalannya pertandingan.

Kurangnya chemistry ini membuat kontribusi Swaylow di midlane tak maksimal, menjadikannya salah satu transfer yang paling tidak berdampak signifikan di musim ini.

Transfer pemain di MPL ID selalu membawa ekspektasi dan rasa penasaran. Namun seperti yang terjadi pada Hanafi, Ryota, dan Swaylow, tak semua perpindahan bisa berujung manis.

Tekanan besar, adaptasi dengan sistem baru, hingga kurangnya chemistry, menjadi faktor yang membayangi performa mereka sepanjang regular season. Bagi para pemain, ini jadi momen refleksi penting. Sementara bagi tim, ini adalah pelajaran berharga untuk lebih jeli dalam merekrut pemain agar tak salah langkah di musim-musim berikutnya.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Jaelani
Valya Annisya
Doni Jaelani
EditorDoni Jaelani
Follow Us