Hanya Masalah Waktu! Alibaba Yakin Investasi Esport Akan Memberikan Keuntungan Jangka Panjang

Meskipun masih merugi, perusahaan e-commerce terbesar di Cina, Alibaba yakin investasi esport mereka akan memberikan keuntungan besar di masa depan!
Booming-nya industri esport mungkin belum cukup menarik banyak sponsor dan hak televisi seperti olahraga tradisional. Namun, perusahaan konglomerat e-commerce Cina, Alibaba percaya bahwa ini hanya masalah waktu sebelum investasi esport mereka menjadi sebuah ladang uang!
Divisi olahraga Alibaba, Alisports telah didirikan pada 2015 lalu dengan tujuan “menguangkan” dunia olahraga elektronik yang berkembang pesat, di mana para pemain berada di dalam turnamen video game yang bisa menarik jutaan penonton secara online.

“Kami siap merugi. Kami dapat menerima kerugian sekarang, karena kami berharap dapat mempromosikan olahraga ini,” kata CEO Alisports, Zhang Dazhong dalam sebuah wawancara di acara World Electronic Sports Games (WESG) di Barcelona.
“Untuk olahraga yang memiliki banyak keikutsertaan, pasti punya masa depan yang cerah. Bahkan jika untuk saat ini anda tidak menghasilkan banyak uang, di masa depan, anda pasti bisa mendapatkan keuntungan. Ini adalah sesuatu yang kami yakini.”

Pada tahun 2016, Alisports mengadakan kesepakatan dengan federasi esport internasional, IeSF (International e-Sports Federation) untuk menciptakan WESG, sebuah turnamen internasional terkemuka.
Edisi pertama WESG diikuti 63 ribu peserta dari 125 negara memperebutkan total prize pool sebesar USD5.5 juta (sekitar Rp74 miliar). Namun hasilnya tidak begitu menguntungkan bagi Alisports, di mana mereka kehilangan 70 persen investasi mereka.
“Kami memperkirakan bahwa perusahaan akan kehilangan uang untuk lima tahun ke depan,” aku Zhang.
Well, mungkin saat ini Alisports sedang menerapkan strategi ROI (Return of Investment) mereka untuk jangka panjang.
“Kami memperkirakan bahwa dalam lima sampai sepuluh tahun, model bisnis akan lebih lengkap. Di atas kompetisi, kita harus ingat bisnis elektronik dan pemasaran sangat berkaitan dengan esport,” tambah Zhang.
Menurut sebuah studi oleh Deloitte, partisipasi dalam esport melonjak saat game virtual mendapat daya tarik dengan banyak fan di seluruh dunia sekarang yang telah mencapai 400 juta orang. Jumlah ini telah melebihi pertandingan sepak bola, basket atau American Football.

Menurut penelitian Deloitte, ukuran pasar esport akan meningkat dua kali lipat menjadi USD696 juta (sekitar Rp9 triliun) tahun ini dari USD325 juta (sekitar Rp4.3 triliun) tahun 2015. Diprediksi pasar esport akan bernilai USD1,5 miliar (sekitar Rp20 triliun) pada tahun 2020.
Namun sayangnya pasar esport saat ini terpecah-pecah, dengan banyaknya penyelenggara yang berbeda menyelenggarakan turnamen mereka sendiri dan penjualan masih terlalu lemah.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan kelompok riset pasar, Nielsen Sports menyatakan bahwa fan esport rata-rata hanya mengeluarkan uang sekitar 3 euro (sekitar Rp48 ribu) saja setiap tahunnya, sementara fan sepak bola mengeluarkan sekitar 30 euro (sekitar Rp483 ribu).
Namun lagi-lagi Alibaba yakin posisinya sebagai pemimpin pasar di Cina akan membuat esport memberikan keuntungan besar bagi mereka.
“Di Cina, kami memiliki 1,8 juta fan esport dan 65 persen diantaranya berusia antara 18 sampai 25 tahun,” lanjut Zhang. “Mereka bermain video game, tapi mereka juga membeli segala macam produk dari Alibaba. Kami memahaminya dengan baik.”
Bagaimana menurut kamu? Apakah investasi esport yang dilakukan Alibaba lewat Alisports ini akan menuai kesuksesan besar? Beritahu kami pendapatmu lewat komentar ya!
Diedit oleh Belliandry.